GELORA.CO - Foto tanpa busana Tara Basro sebagai bentuk kritik terhadap kriteria kecantikan dan membangun kepercayaan diri sendiri.
“Foto @TaraBasro mestinya diletakkan pada konteks yg tepat: membangun kepercayaan diri & kritik pd standar & industri kecantian dgn foto yg sangat kuat,” kata politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Guntur Romli di akun Twitter-nya @Gunromli.
Kata Guntur Romli, Tara Basro melakukan kritik kriteria kecantikan secara efektif melalui foto.
“Kalau tdk dgn foto itu, dgn apa? Kata-kata saja tdk mampu, di sini lah ada kekuatan gambar/foto yg tdk mampu dilakukan kata2,” ungkapnya.
Menurut Guntur, ada pihak-pihak tertentu takut kritik gambar yang dilakukan Tara Basro.
“Siapa yg takut foto @TaraBasro? 1. Pejaga Moral/Susila 2. Penjaga Moral Agama 3. Penjaga Patriarkhi Misoginis 4. Penjaga Standar Kecantikan. Ibarat satu peluru, satu foto itu kena empat sasaran,” ungkap Guntur.
Guntur mengatakan, industri kecantikan yang terkena langsung kritik foto Tara Basro.
“Klau ada pihak yg kena langsung oleh foto @TaraBasro adalah Penjaga Standar Kecantikan & Industrinya, bhwa cantik itu harus putih, mulus, kenceng, ramping, kurus, bercahaya…,” ujar Guntur.
“Foto @TaraBasro tdk sedang memamerkan kecantikan sebuah tubuh, tapi–bagi yg sdah beriman dgn standar kecantikan made in industri kecantikan–sdang memamerkan kekurangan, ketidak-indahan, bahkan cacat atau aib yg sering ditutupi,” pungkasnya.[sn]