GELORA.CO - Bandara adalah gerbang pertama untuk menahan virus corona masuk ke satu negara. Kalau pengawasannya terasa ala kadarnya bagaimana?
Media detikcom baru saja pergi dari beberapa negara Eropa sebelum kembali ke Indonesia. Pada dasarnya, setiap negara di dunia mewaspadai COVID-19. Namun, agak beda standarnya dengan Indonesia.
Perbandingan di Bandara Italia
Penulis mendarat di Bandara Internasional Malpensa di Milan, Italia awal pekan lalu. Inilah bandara terbesar kedua di Italia setelah Bandara Internasional Fiumicino di Roma. Begitu turun, penumpang diminta berbaris dalam dua lajur. Di ujungnya sudah ada dua petugas kesehatan dengan masker dan termoteter yang ditempel ke jidat penumpang.
Para petugas kesehatan lainnya dengan masker berjaga-jaga di sekitarnya. Semua penumpang, wajib dicek suhu tubuhnya. Jangan harap bisa melaju ke bagian imigrasi dan ambil bagasi, jika belum melewati pemeriksaan suhu tubuh.
Petugas lain sudah standby untuk melakukan pemeriksaan, sepertinya untuk penumpang yang kedapatan dengan suhu tinggi. Mereka yang suhunya normal, dipersilakan lanjut ke bagian imigrasi untuk cap paspor.
Bandara Soekarno-Hatta
Ketika penulis mendarat di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, akhir pekan kemarin, tampak semua penumpang diminta mengisi formulir kesehatan berwarna kuning. Separuh diambil petugas, separuh lagi disimpan.
Masalahnya, formulir ini adalah penilaian pribadi, bukan penilaian medis. Petugas sibuk mengumpulkan formulir. Tampak ada dua petugas dengan termometer, namun dalam pengamatan penulis, pemeriksaan suhu tubuh seperti dilakukan secara acak saja.
Tidak semua penumpang dicek suhu tubuhnya seperti di Bandara Italia. Jika penumpang sengaja mau menghindari petugas, hal ini mudah saja untuk dilakukan. Terus terang, pemeriksaan ini seperti ala kadarnya.
Kalau masalahnya adalah jumlah penumpang yang ratusan, kenapa tidak ditambah SDM-nya? Toh, dengan jumlah penumpang yang sama, Bandara Malpensa Milan bisa memeriksa penumpang satu persatu tanpa kecuali.
Prosedur di Bandara Soekarno-Hatta ini pun rupanya pernah dikritik pengamat kebijakan publik Agus Pambagio, karena dinilai tidak efektif dan merepotkan penumpang. Sementara Vice President Corcomm Angkasa Pura (AP) II Yado Yarismano menjelaskan bahwa pemeriksaan adalah wewenang Kantor Kesehatan Pelabuhan, namun dia menegaskan thermal scanner sudah terpasang.
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan, Anas Ma'ruf juga menegaskan ada thermal scanner. Menurutnya ada pengamatan suhu, pengamatan tanda dan gejala dan penyisihan lewat surat kewaspadaan.(dt)