GELORA.CO - Pemerintahan Presiden Joko Widodo terlihat gagap saat menghadapi masuknya Virus Corona Baru atau Covid-19 ke Indonesia yang menyebabkan dua warga Depok, Jawa Barat terinfeksi.
Peneliti senior dari Institut Riset Indonesia (Insis), Dian Permata, melihat pola manajemen komunikasi pemerintah saat ini tidak sinkron antar setiap pejabat lantaran bekerja masing-masing tanpa adanya mitigasi manajemen yang seharusnya telah dipersiapkan sebelum terjadinya Pandemi tersebut.
"Kalau dilihat pola manajemen komunikasinya, ini terlihat pada tidak nyambung. Seharusnya, ketika isu virus corona itu mulai muncul mitigasi manajemen komunikasi sudah ada. Ini tidak. Setiap bagian bekerja sendiri-sendiri," ucap Dian Permata kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (6/3).
Selain adanya ketidaksinkronan data soal Corona di Indonesia ini kata Dian juga telah terjadi saat Warga Negara (WNI) yang di karantina di Natuna beberapa waktu lalu hingga langkanya masker.
"Sebagai contoh berita tentang tiadanya alat untuk periksa lebih lanjut di karantina di Natuna, rush pembelian masker dan sembako dibeberapa titik Kabupaten/Kota dan lain-lain," jelas Dian.
Hal tersebut menurut Dian menunjukkan bahwa Pemerintah gagap dalam menghadapi kasus yang juga menimpa di negara lainnya.
"Pemerintah terlihat gagap dalam menghadapi kasus ini. Kemenkes sebagai leading harusnya gercep dari awal. Kasus flu burung, mers, sars, adalah contoh kasus yang hampir sama. Dan harusnya jadi pembelajaran dalam memitigasi kasus tersebut termasuk di dalamnya soal mitigasi manajemen komunikasi. Tujuannya agar masyarakat tidak panik," pungkas Dian.(rmol)