GELORA.CO - Belum lama ini otoritas Arab Saudi, dengan perintah dari putra mahkota Mohammed Bin Salman (MBS), menangkap tiga anggota keluarga senior kerajaan. Mereka yang ditangkap antara lain Ahmed Bin Abdulaziz yang merupakan adik Raja Salman, mantan putra mahkota Mohammed bin Nayef, dan sepupu kerajaan Pangeran Nawaf bin Nayef.
Penangkapan kemudian berlanjut hingga hari Sabtu (7/3) menimpa mantan kepala intelijen militer Pangeran Nayef bin Ahmed. Total ada 4 orang anggota keluarga senior kerajaan yang ditangkap di bawah kekuasaan de facto MBS.
Terkait penangkapan ini, media internasional Reuters mengungkapkan bahwa MBS menuding ketiganya 'berkonspirasi dengan kekuatan asing' dan merencanakan kudeta. Sebuah sumber setempat mengatakan kepada agensi bahwa Raja Salman menyetujui penahanan tersebut.
"Raja menandatangani surat perintah penangkapan," kata sumber anonim tersebut, dilansir dari laman Middle East Monitor, Senin (9/3).
Dia menambahkan bahwa raja berada dalam kondisi mental dan psikologis yang sangat baik.
Sumber mengatakan bahwa penangkapan ini dilakukan MBS untuk mengamankan takhtanya. Disebut ada ketidakpuasan dari beberapa cabang keluarga kerajaan terhadap MBS atas perluasan kekuasaannya. Keluarga-keluarga kerajaan itu meragukan kemampuan MBS untuk memimpin negara pasca namanya disebut dalam pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.
Disebutkan bahwa anggota keluarga kerajaan berusaha untuk mengubah pengaturan mandat takhta dan mempertimbangkan Pangeran Ahmed Bin Abdulaziz, adik Raja Salman dan satu-satunya saudara lelakinya yang masih hidup, sebagai pilihan yang memungkinkan.
Ahmed Bin Abdulaziz sempat melakukan perjalanan ke luar negeri selama beberapa bulan dan baru kembali ke Riyadh pada Oktober 2018. Di luar negeri, ia memang kerap mengkritik petinggi-petinggi Arab Saudi meneriakkan jatuhnya keluarga Al Saud. Diketahui ia merupakan salah satu dari tiga anggota Komisi Kesetiaan, yang termasuk anggota senior keluarga Al Saud yang berkuasa, yang menentang pemindahan mandat perjanjian kepada MBS pada 2017. Namun, sejak kembali ia justru menghindari tampil di depan publik.
Sumber menambahkan bahwa, sejak itu, gerakan Muhammad bin Nayef juga telah berada di bawah batasan dan pengawasan.[]