GELORA.CO - Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, memastikan Pemerintah Kota Surabaya sudah membagi-bagikan masker secara gratis kepada warga Surabaya sejak Januari 2020. Tepatnya ketika ada ramalan akan ada gunung meletus, mengikuti prediksi BMKG.
“Ingat teman-teman waktu saya ngomong ada ramalan yang sesuai dengan BMKG bahwa akan ada gunung meletus? Sebetulnya pada saat itu saya sudah perintahkan kepada Dinas Kesehatan untuk menyimpan persediaan masker, persediaan baju yang kayak astronot. Jadi, bukan hanya masker yang saya simpan, kita punya itu,” kata Risma, kepada wartawan di Solo, Rabu lalu (4/3).
Menurut Risma, masker dan baju khusus itu sebetulnya dipersiapkan apabila sewaktu-waktu ada kejadian gunung meletus seperti ramalan tersebut.
Hal serupa pernah dilakukannya ketika ada kejadian Gunung Kelud meletus. Saat itu Pemerintah Kota Surabaya membagi-bagikan masker kepada seluruh warga Kota Surabaya.
“Makanya, begitu ada ramalan bahwa akan ada gunung meletus, saya kemudian menyimpan masker itu. Kemudian saya juga perintahkan Dinas Kesehatan untuk membagi-bagikan ke puskesmas untuk didistribusikan ke kelurahan-kelurahan,” tegasnya.
Oleh karena itu, Risma memastikan bahwa posisi masker-masker itu kini berada di kelurahan-kelurahan se-Kota Surabaya, bukan lagi di Dinas Kesehatan.
Risma menyebutkan, alasan utama didistribusikan ke kelurahan supaya ketika ada kejadian yang tidak diduga, bisa langsung gerak cepat membagi-bagikan kepada warga.
“Jadi, sekarang masker itu ada di kelurahan-kelurahan. Itu sudah saya bagikan sejak Januari. Kalau ada kejadian, warga bisa lebih cepat dibagikan maskernya, tidak perlu nunggu dari saya,” ujarnya.
Nah, kini ada kejadian virus corona, sehingga Risma kembali menanyakan kepada Dinas Kesehatan soal distribusi masker ini. Bahkan, ia juga meminta Dinkes untuk terus mengirim masker ke puskesmas untuk dibagikan ke kelurahan.
“Jadi, sekali lagi sekarang di kelurahan nyimpennya (masker). Jadi bukan terus menimbun, itu juga gratis tidak saya jual,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Febria Rachmanita, menjelaskan pihaknya sudah mendistribusikan masker ke 63 puskesmas di Surabaya. Total yang didistribusikan itu sebanyak 9.892 boks, dengan isi 50 lembar per boks.
“Jadi, dalam rangka darurat bencana itu, masing-masing kelurahan mendapatkan masker 10 boks,” tegasnya.
Menurut Febria, langkah tersebut sudah sesuai dengan Permenkes 74 tahun 2017 tentang standar pelayanan kefarmasian, Bab II, angka I, yaitu proses perencanaan kebutuhan obat per tahun dilakukan berjenjang, PKM diminta menyediakan data pemakaian obat dengan menggunakan LPLPO, selanjutnya Instalasi Farmasi Kab/Kota melakukan kompilasi dan analisa terhadap kebutuhan obat Pusk di wilayah kerjanya, menyesuaikan anggaran yang tersedia dan memperhitungkan waktu kekosongan obat, buffer stok serta menghindari stok berlebih.
“Makanya, Dinkes melakukan pengadaan untuk persediaan selama 18 bulan dengan perhitungan buffer 6 bulan. Persediaan itu kemudian di distribusikan ke puskesmas untuk dibagikan ke kelurahan-kelurahan,” pungkasnya. (rm)