GELORA.CO - Massa gabungan Front Pembela Islam (FPI), Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) dan Persaudaraan Alumni (PA) 212 membakar bendera India. Massa merasa kecewa karena tidak ditemui oleh pihak Kedubes India.
"Ini adalah bentuk kekecewaan kita karena tidak bertemu Kedutaan India," teriak orator dari atas mobil komando di lokasi aksi, Jl Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (6/2/2020).
Pantauan detikcom di lokasi, ada satu bendera India yang dibakar massa. Dalam waktu sekejap, bendera itu tinggal abu.
Pembakaran bendera India ini terjadi sesaat setelah Ketua Umum PA 212 Slamet Maarif keluar dari Kedubes India. Slamet Maarif menjelaskan kepada massa bahwa dia tidak bisa bertemu dengan pihak Kedutaan Besar India.
"Tadi Kapolres Pak Budi sudah menjadi mediator yang luar biasa, ada beberapa kesepakatan. Pertama, hari ini kita serahkan dulu suratnya kemudian dalam satu minggu ini delegasi mereka akan menerima kita," kata Slamet.
Slamet berharap pihak Kedubes India siap menemui perwakilan massa. Slamet mengancam akan mengerahkan massa pekan depan apabila kesepakatan itu tidak dipenuhi.
"Insyaallah 10-15 orang lah kita usahakan akan terima kita untuk bertemu minggu ini, kalau tidak terealisasi ya Jumat depan kita akan turun lebih besar lagi, Jumat depan," lanjut Slamet.
Usai Slamet memberitahu hal itu, orator lainnya mengungkapkan kekecewaannya. Dia pun meminta beberapa perwakilan untuk membakar bendera India.
"Bakar...bakar...," teriak massa.
Sekitar 6 orang yang memakai atribut FPI kemudian turun dari mobil komando sambil membawa bendera India. Mereka pun ke tengah jalan dan membakar bendera India.
"Ini adalah bentuk kekecewaan kita karena tidak bertemu Kedutaan India," kata orator.
Massa pun mengerumuni untuk melihat bendera India yang dibakar laskar FPI. Sementara orator melantunkan salawat.
Hingga pukul 17.00 WIB, massa masih berada di lokasi. Sementara arus lalu lintas di Jl Rasuna Said mengarah ke Menteng sudah tidak bisa dilalui.(dtk)