GELORA.CO - Juru Bicara Presiden Joko Widodo (Jokowi), Fadjroel Rachman menepis adanya isu jika pemerintah masih mengekspor Masker ke luar negeri di tengah pendemi Virus Corona (COVID-19) di Indonesia.
Menurut Fadjroel, adanya ekspor Masker sudah dihentikan sejak bulan Januari 2020.
"Tidak ada, tidak ada, itu Januari pak berhentinya," kata Fadjroel dalam diskusi di bilangan Jakarta Pusat, Sabtu (21/3/2020).
Fadjroel mengatakan evakuasi kemanusiaan tahap ke-3 ini merupakan rangkaian evakuasi kemanusiaan yang diperintahkan Presiden Joko Widodo untuk menyelamatkan dan melindungi Warga Negara Indonesia.
Dimana evakuasi kemanusiaan tahap ke-1 adalah terhadap 238 WNI dari Provinsi Hubei, Cina. Kemudian evakuasi kemanusiaan tahap ke-2 terhadap 188 orang dari Kapal World Dream, dan kemudian 69 ABK Kapal Diamond Princess di Bandara Kertajati, Majalengka.
"Setelah itu baru terjadi kasus 1 2 dan 3 dan itu sudah dihentikan tidak pernah lagi (pemerimtah meng-ekspor Masker)," tegasnya.
Fadjroel meyakini, bahwa Pemerintah melalui Kementerian BUMN akan terus berupaya menyediakan Masker, Alat Pelindung Diri (APD), Ventilator mekanik dan lainnya.
"Makanya sekarang Pak Erick Menteri BUMN pada tanggal 31 Maret 2020, insya allah 3 juta lebih Masker yang akan dipakai oleh masyarakat," ujarnya.
Fadjroel mengatakan, dalam kondisi seperti ini sebenarnya upaya terus-menerus dari setiap negara saling membantu. Bisa saja di negara ini melakukan tindakan seperti pembatasan sosial atau karantina wilayah, ada yang memakai obat tertentu.
"Jadi semuanya saling bekerja sama untuk menghadapi ini, jadi tidak ada satu negara pun yang bisa dianggap bahwa anda salah melakukan ini, anda salah melakukan ini, semuanya sekarang sedang kerjasama," tegasnya.
Maka dari itu, ia berharap agar masyarakat tidak memberikan kritik yang bersifat negatif. Ia menyarankan, lebih baik masyarakat sama-sama gotong royong, membantu satu sama lain dan bekerja sama.
"Saling bertanya apakah anda sudah membantu para tenaga kesehatan kah? Seperti itu, dari pada sambil tertawa-tawa di media sosial seperti itu dan itu sangat tidak membantu buat kita," tandasnya.[ak]