Dubes Tiongkok Tegaskan Virus Corona COVID-19 Bukan Made in China

Dubes Tiongkok Tegaskan Virus Corona COVID-19 Bukan Made in China

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Pemerintah China kembali mengedarkan teori bahwa Virus Corona COVID-19 bukan dari negara mereka. Pernyataan itu datang dari Duta Besar di Afrika Selatan China Lin Songtian. 

Dubes Lin berkata lewat Twitter bahwa ada banyak bukti bahwa sebenarnya Virus Corona bukan berasal dari Wuhan, provinsi Hubei. Tak hanya itu, Dubes Lin menolak label "Made in China" pada virus tersebut.

Argumen Dubes Lin berdasarkan pada tweet dari juru bicara Kementerian Luar Negeri China yaitu Zhao Lijian yang mendapat informasi dari situs teori konspirasi globalresearch.ca.

"Makin banyak bukti menunjukan bahwa virus ini sama sekali bukan berasal dari pasar seafood, bukan pula apa yang disebut 'made in China,'" ujar Dubes Lin di akun Twitternya seperti dikutip Rabu (18/3/2020).

Zhao Lijian juga sempat menuding Virus Corona disebar militer AS. Tuduhan China terhadap militer AS membuat berang Presiden AS Donald Trump.

Sebagai balasan, Trump menyebut Virus Corona sebagai "Virus China." Trump bersikeras istilah itu tepat. 

"China mengedarkan informasi yang tidak benar bahwa militer kita memberikan (virus) ini kepada mereka. Itu tidak benar. Dan ketimbang berargumen, saya menyebut dari mana virusnya berasal. Asalnya dari China. Jadi saya pikir istilahnya akurat," ujar Trump di Gedung Putih pada Selasa siang, 17 Maret 2020, waktu setempat.

Berdasarakan laporan media China CGTN, Partai Komunis China berang karena istilah "Virus China" dan China bertekad melawan penggunaan istilah tersebut. 

Sebelumnya, COVID-19 disebut "Virus Corona Wuhan", namun WHO menolak memakai istilah yang ada nama lokasi karena tidak ingin tercipta stigma. 

Pemerintah Republik Rakyat China kini menolak tudingan bahwa Virus Corona berasal dari negara mereka. China mengaku sedang melacak asal virus tersebut.

Klaim ini dibuat China pada awal Maret lalu, tapi mulai disorot karena China tidak terima dengan istilah "Virus Corona Wuhan" yang digunakan pejabat Amerika Serikat. Penyebutan Wuhan dianggap mengandung stigma. 

"Meski WHO sudah resmi menamakan Virus Corona baru ini, oknum politikus Amerika tidak menghormati sains dan keputusan WHO, langsung mengambil peluang untuk menstigmasi China dan Wuhan. Kami mengecam praktik buruk ini," ujar jubir Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang seperti dikutip CNBC, pekan lalu.

Selain itu, China bersikeras bahwa Virus Corona belum tentu berasal dari negara mereka. Ini diungkap pejabat China pada pekan lalu pada konferensi pers.

"Tak ada kesimpulan yang sudah dicapai terkait asal virus itu, sebab pencarian jejak (virus) masih berlangsung," ujar Zhao Lijian, yang juga menjadi jubir Kemlu China.

"Epidemi tersebut memang pertama kali dilaporkan di China, tetapi itu tidak berarti asalnya di China," lanjut Zhao.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump sudah tes Virus Corona COVID-19 karena kontak dengan sejumlah orang yang kemudian dinyatakan positif. Hasil pemeriksaanya negatif. Kendati demikian ia mengimbau warga AS melakukan karantina diri agar virus tak makin menyebar.(lip)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita