Bahas Soal Survei Kinerja Jokowi, Rocky Gerung: Kalau Bung Karno Baca, Mungkin Dirobek-robek

Bahas Soal Survei Kinerja Jokowi, Rocky Gerung: Kalau Bung Karno Baca, Mungkin Dirobek-robek

Gelora News
facebook twitter whatsapp



GELORA.CO - Pengamat politik Rocky Gerung menanggapi soal survei kepemimpinan yang dilakukan oleh lebaga survei Indo Barometer.

Pada hasil survei tersebut ditunjukkan bahwa Preisden RI Joko Widodo (Jokowi) lebih disukai rakyat ketimbang Bapak Proklamator Indonesia Ir. Soekarno.

Menanggapi hasil tersebut, Rocky Gerung mengkritisi keras.

Menurutnya tidak ada yang bisa dibanggakan dari era kepemimpinan Jokowi, apabila dibandingkan dengan Soekarno.

Dikutip dari channel YouTube Rocky Gerung Official pada Kamis (5/3/2020), awalnya Rocky Gerung berandai-andai soal reaksi Soekarno jika dirinya masih hidup dan melihat hasil survei tersebut.

"Kalau Bung Karno baca itu mungkin dirobek-robek hasil surveinya," kata Rocky Gerung.

Ia melihat Jokowi ingin meninggalkan peninggalan bagi Indonesia, hal tersebut ia contohkan dengan pemindahan Ibu Kota.

"Jokowi ingin tinggalkan legacy, belum ada yang bisa ia tinggalkan, satu-satunya yang bakal dibanggakan adalah pemindahan Ibu Kota," papar Rocky Gerung.

"Nah dalam kecemasan itu bisa postur politik Pak Jokowi drop, turun," lanjut Rocky Gerung.

Rocky Gerung melihat survei yang dilakukan tidak berbobot.

Alasannya di antaranya adalah survei tersebut tidak menilai dari segi substansi, melainkan lebih kepada personal.

"Kalau di survei elektabilitas pasti enggak ada gunanya kan apalagi udah enggak ada periode kedua," kata Rocky Gerung.

"Kalau di survei soal ekonomi sudah pasti hancur itu, di survei demokrasi sudah pasti hancur makanya disurvei hal-hal yang personal."

"Jadi ini semacam survei infotainment di bidang politik bahwa Pak Jokowi lebih hebat dari Bung Karno," lanjutnya.

Ia merasa heran akan hasil survei tersebut, Rocky Gerung menilai sosok Soekarno tetap tidak akan bisa tergantikan di hati masyarakat Indonesia.

"Itu nalarnya bagaimana itu? Bung Karno itu dari tahun 45 tidak pernah hilang dari memori publik," kata Rocky Gerung.

"Bung Karno menulis tiga jilid buku revolusi, Bung Karno paham tentang sejarah seni semua orang ngerti siapa Bung Karno."


"Ya karena itu, kenapa Jokowi populer mungkin karena hal-hal yang bertolak belakang dengan Bung Karno."

"Jadi dia populer karena tidak bisa menyamai Bung Karno begitu," ucapnya.

Rocky Gerung mengibaratkan hasil survei Indo Barometer, layaknya membandingkan Donald Trump yang sarat akan kontroversi dengan Abraham Lincoln yang telah mengubah Amerika Serikat begitu hebatnya, di antaranya adalah menghapus perbudakan.

Menurutnya membandingkan Jokowi dengan Soekarno merupakan hal yang sangat tidak masuk akal.

"Karena enggak masuk akal itu sama seperti bilang Donald Trump lebih populer dari Abraham Lincoln atau George Washington, itu hancur pikiran orang, hancur sebenarnya pikiran surveyor," ucap Rocky Gerung.

Lihat videonya di bawah ini mulai menit ke-2.20:

 
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita