GELORA.CO - Mewabahnya virus 2019-nCoV atau virus corona di Cina langsung menghantam sektor pariwisata Bali. Pemerintah setempat mencatat, potensi kerugian akibat pembatalan paket wisata dari turis Cina telah mencapai US$ 6 juta atau Rp 82 miliar (kurs Rp 13.680).
"Berdasarkan data dari agen travel yang kami dapat, pembatalan paket wisman Cina pada periode ini mencapai 20 ribu orang dengan rencana kedatangan lima hari," tutur Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Putu Astawa saat dihubungi Tempo pada Sabtu, 8 Februari 2020.
Kerugian senilai Rp 82 miliar tersebut dihitung dari total pembatalan pesanan paket wisata dikalikan dengan rata-rata pengeluaran turis Cina. Menurut Putu, rerata pengeluaran wisatawan mancanegara per lima hari kunjungan mencapai US$ 300 atau Rp 4,1 juta.
Kerugian makin terasa lantaran virus corona mewabah saat Cina memasuki masa peak season atau masa ramai kunjungan karena Imlek. Biasanya, kata Putu, di masa Tahun Baru Imlek ini tingkat kunjungan turis Cina di Bali mencapai puncaknya.
Adapun menurut Putu, daerah wisata di Bali yang paling terpukul oleh dampak virus corona ialah Nusa Penida, Nusa Lembongan, serta kawasan destinasi yang menyajikan pantai. Selain itu, paket cruise atau kapal pelayaran dan restoran seafood pun turut terhantam. Sebab, menurut dia, karakter turis Cina umumnya menggemari panorama hingga hidangan bernuansa laut.
Putu memprediksi, melorotnya tingkat kunjungan wisatawan Cina ini akan berpengaruh terhadap realiasi kunjungan turis Bali secara keseluruhan pada akhir 2020. "Karena porsi kunjungan turis Cina ini terbanyak kedua setelah Australia," tuturnya.
Pada 2019, kunjungan turis Cina ke Bali tercatat sebanyak 1,18 juta orang. Kontribusi kunjungan tersebut mencapai 18 persen dari total jumlah wisatawan mancanegara yang masuk ke Bali dalam satu tahun.(*)