GELORA.CO - Ulama Banten Buya Qurtubi mengultimatum pemerintah. Jika kondisi bangsa Indonesia saat ini yang dinilai aparatnya lemah dan tidak serius dalam menangani persoalan korupsi, pihaknya bakal menurunkan massa yang lebih banyak.
"Banten saat ini baru turun sekitat 15 persen, tapi kalau koruptor tidak ditangkap, KPK, Polisi dan Jaksa lemah, kami akan turunkan 100 persen," kata Buya Qurtubi dari atas mobil Komando dalam aksi damai 212 bertajuk 'Berantas Megakorupsi, Selamatkan NKRI', di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Jumat (21/2).
Qurtubi mengaku prihatin dengan kondisi saat ini terlebih persoalan korupsi yang terjadi di rezim Presiden Joko Widodo. Seperti kasus dugaan korupsi PT Asabri yang diduga mencapai Rp 10 triliun. Menurutnya, jika uang tersebut dipakai untuk membangun rumah bagi para korban bencana alam seperti banjir dan longsor, akan sangat berguna.
"Uang itu kalau untuk dibelikan rumah bisa 1.500 kepala keluarga buat korban banjir. Tapi mana itu korban banjir banyak yang terbengkalai. Dirampas tikus-tikus istana," ujarnya.
Sementara suara-suara lain dari atas mobil komando mengatakan bahwa kondisi saat ini lantaran yang berkuasa adalah PDI Perjuangan.
"Kalau PDIP berkuasa, sekjennya yang terduga korupsi bukan dipecat malah dilindungi, PDIP itu adalah partai dengan peringkat pertama kepala daerahnya banyak yang tertangkap karena korupsi," ujar seseorang yang memegang mic dari atas mobil komando.
Aksi yang berlangsung damai ini dijaga oleh sekitar dua ribu personel TNI-Polri. Dua ribu personel itu ditempatkan di berbagai lokasi yang sebelumnya telah dimapping.
Selain pengamanan, polisi juga akan melakukan pengalihan arus lalulintas di titik-titik yang dinilai akan terjadi kemacetan. Namun hal itu juga tergantung situasi yang ada di lokasi.
Para demonstran diminta melakukan aksi dengan damai sesuai peraturan yang berlaku. Para demonstran diminta membubarkan diri pada waktu yang telah disepakati yakni pukul 18.00 WIB. (rm)