GELORA.CO - Pelaku penembakan di Jerman yang membunuh 9 orang di dua bar shisha di Kota Hanau pada hari Rabu adalah seorang ekstremis sayap kanan yang ingin membasmi orang-orang dari Asia, Afrika Utara, dan Israel.
Polisi di Hanau mengatakan, penembak, yang diidentifikasi sebagai Tobias Rathjen, berusia 43 tahun, dan ibunya ditemukan meninggal Kamis pagi di rumahnya, tidak lama setelah dia melaporkan penembakan di dua bar shisha, menurut Reuters, 21 Februari 2020.
Pihak berwenang percaya tersangka kembali ke rumah setelah mengamuk dan menembak dirinya sendiri. Dia ditemukan tewas di apartemennya Kamis pagi, bersama dengan tubuh ibunya yang berusia 72 tahun. Keduanya meninggal karena luka tembak, menurut menteri dalam negeri wilayah itu, Peter Beuth.
Menurut CNN, pelaku menembak mati sembilan orang. Lima korban meninggal di antaranya adalah warga negara Turki, menurut Dubes Turki di Berlin mengatakan kepada media Turki TRT Haber. Korban lain satu orang Bosnia, satu orang dari Polandia, dan warga Jerman yang berusia antara 21 sampai 44 tahun.
Tersangka penembak meninggalkan video dan manifesto 24 halaman di mana ia mengatakan orang-orang tertentu "harus dihancurkan sepenuhnya", menurut laporan berita Jerman, dikutip dari Times of Israel. Seorang juru bicara jaksa agung mengatakan kepada Jewish Telegraphic Agency bahwa dia tidak dapat mengkonfirmasi keberadaan sebuah manifesto atau video, tetapi informasi lebih lanjut akan dirilis pada Kamis.
Manifesto menyerukan untuk menghilangkan seluruh negara, termasuk Israel, Mesir, Maroko, Turki, Iran, India, Pakistan, Vietnam, dan Filipina.
"Saya akan melenyapkan semua orang ini, bahkan jika kita berbicara tentang miliaran orang. Itu harus dilakukan," kata manifesto itu, menurut Financial Times, yang mengatakan telah melihat dokumen itu.
Serangan itu adalah yang terbaru dalam serangkaian serangan profil tinggi oleh ekstremis sayap kanan dalam beberapa bulan terakhir. Baik serangan Yom Kippur pada sebuah sinagog di Halle Oktober lalu dan pembunuhan pada Juni seorang politisi pro-pengungsi, Walter Lübcke, dilakukan oleh para penyerang yang berafiliasi dengan sayap kanan Jerman.(tc)