GELORA.CO - Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri dan Badan Narkotika Nasional membongkar kasus penyelundupan ganja di kawasan pergudangan pluit. Sebanyak 250 kg ganja diamankan sebagai barang bukti.
Peristiwa itu terjadi pada Senin malam (3/2). Wadir Reserse Narkoba Bareskrim Polri Kombes Krisno Siregar dan Deputi bidang Pemberantasan BNN Irjen Arman Depari datang ke TKP malam kemarin.
Dari peristiwa itu, petugas mengamankan 7 tersangka di dua lokasi yaitu pergudangan Jembatan Tiga Barat dan Muara Karang Selatan, Jakarta Utara.
Selain itu, barang bukti sebanyak 250 kg ganja tersebut turut diamankan petugas. Ganja-ganja tersebut dibawa dari Aceh dan dikemas ke dalam 6 dus rokok.
"6 Boks dus berisi ganja dengan total berat sekitar 250 kg perkiraan sementara," kata Kombes Krisno Siregar kepada detikcom.
Setelah dibungkus, barang haram tersebut dititipkan ke sopir jasa ekspedisi. Sindikat ganja tersebut memanfaatkan jasa ekspedisi dengan harapan tak terendus aparat.
Kemudian, untuk mengelabui anjing pelacak narkoba tersebut ditaburi bubuk dan biji kopi. "(Ganja itu) dikemas dalam 6 kotak atau kardus dan ditaburi dengan kopi biji dan kopi bubuk untuk menghilangkan bau jika dicium anjing pelacak K9," kata Deputi Pemberantasan BNN, Irjen Arman Depari.
Arman menyebut 250 kg ganja itu dibawa dari wilayah Aceh menggunakan truk kontainer. Paket-paket ganja itu dicampur dengan barang-barang kelontong dengan tujuan mengelabui petugas.
"Narkoba tersebut dibawa dari Aceh menggunakan truk kontainer dicampur dengan barang-barang kelontong melalui jalan darat menuju Medan, Lampung," ungkap Arman.
Sementara itu, Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri Komjen Listyo Sigit mengatakan sindikat penyelundupan 250 kg ganja ini dikendalikan dari dua lapas. Bagaimana kronologinya?
"Berdasarkan keterangan tersangka Supriyadi, yang berperan sebagai kurir dari Medan, pada Jumat (31/1) sekitar pukul 19.00 WIB, dia bersama-sama tersangka Edi berangkat dari gudang ekspedisi PT SM," kata Sigit kepada detikcom, Selasa (4/2/2020).
Sigit menjelaskan Edi merupakan kurir yang melarikan diri saat transaksi diketahui aparat. Kini aparat sedang memburu Edi.
"Sekitar pukul 21.00 WIB, di hari yang sama, mereka tiba di Teluk Mengkur Perbaungan dan mengambil 6 boks dus rokok berisi ganja. Pada Sabtu (1/2), dia bersama Edi melanjutkan perjalanan menuju Jakarta," ucap Sigit.
Sigit melanjutkan, dini hari tadi, Supriyadi bersama Edi hendak menyerahkan empat boks dus rokok berisi ganja kepada tersangka Mohammad Samsul Arifin dan Iwan Giantoro. "Dua boks dus rokok sisanya diberikan kepada tersangka Indra, Suhendar, dan Gani Nugraha," ujar Sigit.
Kemudian Sigit mengungkapkan pengakuan tersangka Mohammad Samsul Arifin dan Iwan Giantoro, yang merupakan kurir wilayah Jakarta. Keduanya mengambil empat dus ganja tersebut atas perintah warga binaan Lapas Tangerang berinisial AKIK. Keduanya berangkat dari Penggilingan, Jakarta Timur (Jaktim), menggunakan mobil minibus.
"Rencana narkotika tersebut akan diserahkan kepada seseorang. Kedua kurir ini menunggu perintah lanjut dari AKIK. Mereka dijanjikan mendapat upah Rp 20 juta dan kenal AKIK pada saat sama-sama menjalani hukuman di Lapas Salemba," terang Sigit.
Sementara itu, dari pengakuan tersangka Indra, Gani Nugraha, dan Suhendar, yang merupakan kurir wilayah Bandung, mereka diperintah oleh warga binaan Lapas Cirebon berinisial N. Mereka berangkat dari Bandung untuk mengambil dua boks dus isi ganja dengan diiming-imingi upah Rp 18 juta.
"Rencana narkotika tersebut akan disimpan dulu di rumah tersangka Indra dan akan diserahkan kepada seseorang sesuai perintah N," jelas Sigit.
Peredaran narkoba yang dikendalikan dari dalam lapas menjadi sorotan BNN. BNN berharap agar lapas seluruh Indonesia dipasang jammer (alat peredam sinyal).
"Ya memang bulan ini ada beberapa sebagian besar dari mereka (narapidana), setelah kita telusuri, yang tadi pagi subuh juga dari lapas juga masih kita proses. sekali lagi kita sedang bangun sistem dan kita bicara juga dengan Imigrasi dan Menkum HAM (Yasonna Laoly) untuk bangun sistem di lapas ini," kata Kepala BNN Komjen Heru Winarko kepada wartawan di BNN, Cawang, Jakarta Timur, Selasa (4/2/2020).
"Kita tiadakan masuknya IT di dalam sana, karena itu digunakan (peredaran) menggunakan IT ini. Bagaimana pengamanan ini handphone, malah yang kita ungkap dua tahun lalu Wi-Fi masuk ke lapas, kita coba alat-alat ini (tidak) ada di dalam, kita matikan itu," ucap Heru.(dtk)