Tentang Mitos Kediri Wingit untuk Presiden dan SBY Melipir Saat ke Sana

Tentang Mitos Kediri Wingit untuk Presiden dan SBY Melipir Saat ke Sana

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Mitos Kediri wingit atau angker bagi presiden tengah jadi perbincangan. Menurut seorang budayawan, Presiden keenam Susilo Bambang Yoedhoyono (SBY) hanya melipir saat ke Kediri.

Seskab Pramono Anung mengaku telah menyarankan Presiden Joko Widodo tak berkunjung ke Kediri. Benarkah Kediri wingit atau angker untuk didatangi presiden?

Menurut budayawan sekaligus pendiri Kediri Photograph Museum, Imam Mubarok, pernyataan Pramono baiknya dilihat dasarnya terlebih dahulu. Sebab jika berdasarkan sejarah dan kutukan, apa yang disampaikan sang seskab ada benarnya.

Kutukan Kartikea Singha, suami Ratu Shima yang juga penguasa Kerajaan Kalingga Utara (pra-Mataram Hindu abad keenam) di Keling Kepung, Kabupaten Kediri. Kartikea Singha, suami Ratu Shima berkuasa di Kalingga Selatan di Keling Kepung Kediri saat itu. Kutukannya cukup jelas, siapa kepala negara yang tidak suci, benar masuk wilayah Kota Kediri maka dia akan jatuh," kata budayawan yang akrab disapa Gus Barok, Senin (17/2/2020).

"Namun kembali lagi bagaimana individu tersebut beriman dan percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Seperti pada Agama Islam hal ini bergantung kepada keyakinan. Sesuai dengan rukun iman yang keenam yakni iman terhadap Qodo dan Qodar Allah (takdir baik dan buruk)," paparnya.

Terlepas dari itu, Gus Barok menyayangkan jika presiden tidak berani datang ke Kediri hanya karena termakan mitos tersebut. Menurutnya, Kediri sejak dahulu merupakan kota yang aman, nyaman dan kondusif untuk didatangi dan berinvestasi. Ia mengajak menyerahkan segalanya kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Tidak ada kutukan yang abadi. Sebab di muka bumi ini tidak ada yang abadi kecuali Allah. Surat Al Qashash Ayat 88," lanjut Gus Barok.

Berdasar data yang diterima detikcom, ada 3 presiden yang pernah berkunjung ke Kediri. Mereka yakni Presiden pertama Soekarno, Presiden keempat Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Susilo Bambang Yoedhoyono (SBY).

Soekarno berkunjung ke Kediri sebagai presiden sekitar tahun 1948-1950. Terlepas dari itu, Bapak Proklamator juga pernah tinggal di Kediri waktu kecil.

Sementara Gus Dur datang ke Kediri sebagai presiden sekitar tahun 1999-2001. Kemudian SBY dua kali berkunjung ke Kediri. Yakni tahun 2007 dan 2014, saat erupsi Gunung Kelud.

Imam mengatakan, SBY tidak benar-benar berkunjung ke Kediri, jika mengacu pada sejarah dari Kediri. SBY berkunjung ke Kediri bagian timur dengan menggunakan jalan pinggir untuk mengunjungi pengungsi erupsi Gunung Kelud.

"Kenapa Pak SBY waktu itu melipir, di pinggir-pinggir saja, nggak berani masuk kota. Dan baru masuk kota setelah lengser," jelas pria yang juga Dosen Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Tribakti Lirboyo Kediri.

Menurut sejarah kuno, Kediri terbagi dua yakni barat dan timur Sungai Brantas. Saat menjabat Presiden, SBY dinilai tidak berani menyeberang Sungai Brantas ke barat.

Sabtu (15/2), Pramono Anung mengunjungi kediri. Dalam sebuah kesempatan, ia mengaku menyarankan Presiden Jokowi tak datang ke Kediri agar tidak lengser sebagai orang nomor satu di Tanah Air.

Ia percaya bahwa Kediri angker bagi setiap presiden. Ia menyebutkan Gus Dur yang lengser dari kursi presiden setelah mengunjungi Kediri.

Politikus Partai Demokrat mematahkan mitos itu. Ia mencontohkan SBY yang bisa menuntaskan masa jabatan meski dua kali ke Kediri.

"Tahun 2007 SBY mengunjungi Kediri. Kunjungan kedua di tahun 2014," tulis Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief lewat akun Twitter-nya, Minggu (16/2).(dtk)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita