GELORA.CO - Rusia merupakan salah satu negara yang ragu dengan rencana perdamaian Timur Tengah baru yang diprakarsai oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Bukan tanpa alasan, pasalnya Rusia menilai bahwa rencana perdamaian yang diklaim Trump sebagai "kesepakatan abad ini" tidak sesuai dengan keputusan PBB mengenai masalah tersebut serta tidak cocok dengan dunia Arab.
"Cukup jelas bahwa beberapa ketentuan rencana ini tidak sepenuhnya sesuai dengan resolusi yang relevan oleh Dewan Keamanan PBB," kata juru bicara kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov, seperti dimuat Russia Today (Minggu, 2/2).
Ini adalah tanggapan resmi perdana Kremlin atas rencana Amerika Serikat yang dibuat tanpa konsultasi atau pembicaraan lebih dulu dengan Palestina.
"Kami melihat reaksi Palestina, kami melihat reaksi sejumlah negara Arab yang menolak rencana ini dalam solidaritas dengan Palestina," sambung Peskov.
Trump sendiri diketahui menganggap rencana perdamaian itu sebagai kesempatan "win-win" bagi kedua belah pihak, dan solusi dua negara yang realistis bagi masalah Israel dan Palestina.
Namun rencana itu ditolak keras oleh Palestina karena sangat tidak menampung hak warga Palestina. Salah satu poinnya menyebutkan bahwa mereka menyerukan pembentukan negara Palestina yang berdaulat, namun ibukotanya akan berlokasi di luar Yerusalem Timur, dan keamanan serta kebijakan perbatasannya akan diputuskan oleh Israel.
Penolakan yang sama juga dikeluarkan oleh Liga Arab yang menggelar pertemuan darurat di Kairo akhir pekan ini. Mereka menggap bahwa rencana itu tidak adil bagi Palestina. (*)