GELORA.CO - Pertumbuhan ekonomi di era Presiden Joko Widodo tidak kunjung membaik. Bahkan terus merosot dari tahun ke tahun sejak mantan walikota Solo itu duduk di Istana Negara.
Namun demikian, masih ada saja pendukung Presiden Joko Widodo yang tutup mata pada kondisi ekonomi saat ini. Mereka mengklaim ekonomi sudah berjalan di rel yang benar.
Menanggapi hal tersebut, ekonom senior DR. Rizal Ramli menyindir pendapat pendukung Jokowi yang kerap menuding bahwa perbedaan pandangan mengenai ekonomi hanya karena sudut melihat yang berbeda.
Padahal, setelah dikaji ternyata jawabannya lebih sederhana. Diduga mereka yang melihat ekonomi membaik melihat grafik pertumbuhan ekonomi secara terbalik.
“Ada yg bilang: perbedaan ini hanya akibat perbedaan sisi pandang saja. Yang bilang ekonomi membaik lihat grafiknya terbalik. Quel monde fou, what a crazy world,” ujarnya dalam akun Twitter pribadi, Jumat (14/2).
Pernyataan Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini mengacu pada ekonomi Indonesia secara tahun ke tahun atau year over year (yoy).
Di mana di tahun 2013 ekonomi tumbuh 5,56 persen, kemudian di 2014 sebesar 5,01 persen, 2015 sebesar 4,88 persen, 2016 sebesar 5,03 persen, 2017 sebesar 5,07 persen, 2018 sebesar 5,17, dan 2019 sebesar 5,10 persen
2019 sebesar 5,10 persen.
Data tersebut diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Institute for Development of Economics and Finance (Indef). Untuk tahun 2020, Indef memprediksi ekonomi Indonesia hanya akan tumbuh sebesar 4,80 persen.
Sindiran tidak hanya disampaikan Rizal Ramli. Tapi juga datang dari Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie Massardi. Menurutnya, dulu saat yang dilihat dan dirasakan masyarakat baik-baik saja, dibutuhkan orang cerdas berintegritas berbasis riset untuk mengkritik pemerintah.
Sementara kini, pendukung pemerintah melakukan pembelaan dengan sebatas membalik grafik laju pertumbuhan ekonomi yang merosot.
“Zaman now hanya perlu orang berani gila untu balik (sudut pandang) grafik, guna puji pemerintah,” tegasnya di akun Twitter pribadi. (Rmol)