GELORA.CO - Kongres V Partai Amanat Nasional (PAN) di Kendari, Sulawesi Tenggara, memang sudah selesai.
Zulkifli Hasan yang berhasil mempertahankan kursi kekuasaannya menutup kongres dengan manis, Rabu sore (12/2).
Namun cerita mengenai kehadiran kelompok preman di arena kongres yang berbuntut pada aksi saling lempar kursi dan perkelahian hingga ke area parkir di luar gedung masih terus mewarnai.
Ketua Pantia Daerah Kongres V PAN, Abdurahman Shaleh, menjadi saksi dalam kericuhan kemarin (Selasa, 11/2). Menurutnya, kericuhan terjadi tak lama setelah skorsing dicabut dan sidang dibuka kembali.
Mulfachri merangsek masuk ke arena kongres dengan ratusan preman yang sudah disiapkan,” ujarnya. Menurut Ketua DPD Sultra itu Mulfachri juga mempimpin langsung para preman tersebut dengan memberitahu siapa yang harus jadi target kemarahannya.
"Situasi mencekam di arena Kongres PAN karena Mulfachri Harahap ingin menghalalkan segala cara merebut kursi ketum PAN," tandas dia yang selama pelaksanaan Kongres PAN berkordinasi dengan pihak kepolisian. Salah seorang korban kericuhan, Tedi Kurniawan yang merupakan Ketua DPD Tanggamus, Lampung, mendapatkan lima jahitan dari luka di bagian kepala akibat aksi kekerasan tersebut.
Sedangkan, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedy Kurnia Syah menilai, bahwa apa yang dilakukan oleh Mulfachri dapat menghancurkan reputasi PAN. “Citra yang dibangun (Mulfachri) jelas tidak sesuai dengan reputasi PAN,” ujar Dedy Kurnia Syah.
Pada kesempatan berbeda, seorang politisi senior PAN yang mendukung Mulfachri Harahap mengatakan, justru pihak Mulfachri yang menjadi korban dalam aksi kekerasan.(rmol)