GELORA.CO - Pernyataan budayawan Betawi Ridwan Saidi yang menyebut Galuh artinya brutal dan tidak ada kerajaan di Ciamis berbuntut panjang. Berbagai elemen masyarakat di Kabupaten Ciamis mengecam dan memprotes ucapan budayawan yang akrab disapa Babe Saidi.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil juga ikut angkat bicara mengenai polemik yang terjadi. Dia menyarankan Ridwan Saidi tidak membuat pernyataan kontroversial sehingga membut tersinggung berbagai pihak.
"Ya saya kira kalau tidak punya dasar, yang pertama jangan sembarang bikin statemen. Kedua, kalaupun punya dasar, tidak usah menyakiti hati. Makannya dalam syariat itu kan bicaralah yang baik atau diam," ucap Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil, usai menyerahkan bantuan Kredit Mesra di wilayah pesisir Waduk Jatigede, Sumedang, Jawa Barat, Sabtu (15/2/2020).
Emil menilai pernyataan Ridwan Saidi terkait Kerajaan Galuh tidak berdasar pada fakta. Imbas pernyataan Ridwan Saidi itu menimbulkan kecaman dan gelombang protes elemen masyarakat Ciamis.
"Kalau tidak perlu disampaikan, jangan disampaikan. Apalagi tidak berfakta, sehingga menimbulkan keresahan," ucap Emil.
Kang Emil sapaan akrab Ridwan Kamil berharap Babe Saidi bersedia datang dan menyampaikan permohonan maaf kepada warga Ciamis. Sehingga permasalahan bisa segera selesai.
"Mudah-mudahan beliau bisa datang ke Ciamis untuk melakukan komunikasi permohonan maaf, apapun itu supaya situasi sosial budaya kondusif," ucap Emil.
Bupati Ciamis Herdiat Sunarya juga ikut memprotes pernyataan Babe Saidi. Dia bahkan ikut turun dalam sebuah aksi dan menyampaikan siap menuntut secara hukum Ridwan Saidi atas persoalan tersebut.
"Kita tidak boleh arogan, tidak boleh brutal, kita tuntut secara hukum. Setuju ya semuanya," kata Herdiat di Alun-alun Ciamis.
Herdiat mengaku terusik dengan pernyataan Babe Saidi dalam sebuah akun YouTube yang menyebut di Ciamis tidak ada kerajaan dan Galuh artinya brutal. Menurutnya pernyataan tersebut tidak memiliki dasar.
"Kita tidak ujug-ujug ada Galuh, kita hasil penelitian, pengkajian, para ahli, para profesor yang menelitinya juga. Dan barang bukti peninggalan kerajaan Galuh ada bukti secara autentik," ucap Herdiat.
Meski begitu, Herdiat meminta masyarakat Ciamis untuk bersabar, tidak melakukan aksi secara arogan dan brutal. Bupati Ciamis meminta masyarakat jangan terpengaruh, tetap meyakini bahwa Galuh itu asli, Galuh cinta damai.
"Selama ini nama galuh menjadi penyemangat dari berbagai aspek, dari olahraga, seni budaya dan lainnya," ucapnya.
Babe Saidi menepis protes warga Ciamis. Sewaktu dikonfirmasi detikcom, Kamis (13/2/2020), Babe Saidi mengaku tidak bermaksud mencemooh sejarah di Ciamis, Ia justru mengajak melakukan penelitian terkait sejarah Sunda Galuh.
"Saya enggak punya niatan lain, anak Betawi saya kritik abis-abisan. Ane enggak ada pamaksadan nu aneh-aneh enggak ada (saya tidak bermaksud yang aneh-aneh tidak ada)," ucap Babe Saidi saat dihubungi melalui sambungan telepon.
Menurutnya, kata Galuh itu berasal dari bahasa Armenia yang berarti brutal. "Bukan dari saya, masa ngarang, saya enggak bisa ngarang-ngarang dong, yang bener aje," ucap Babe Saidi.(dtk)