Revitalisasi TIM: Anies Klaim Tak Cari Laba, Ketua DPRD Tuding Dusta

Revitalisasi TIM: Anies Klaim Tak Cari Laba, Ketua DPRD Tuding Dusta

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengklaim tak mencari laba terkait revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM). Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi pun menuding Anies berdusta.
Klaim soal tak mencari laba itu disampaikan Anies dalam rapat dengar pendapat soal revitalisasi TIM bersama Komisi X DPR RI, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (27/2/2020). Revitalisasi itu ditolak oleh Forum Seniman Peduli TIM, yang sebelumnya telah melakukan audiensi dengan Komisi X pada Senin (17/2) lalu.

Anies mulanya meluruskan perihal isu akan dibangunnya hotel bintang 5 dalam revitalisasi TIM. Anies menegaskan yang akan dibangun bukanlah hotel, melainkan wisma untuk para seniman.

Revitalisasi TIM memang diwarnai isu pembangunan hotel. Rencana pembangunan hotel itu kemudian dipermasalahkan oleh sejumlah pihak, termasuk para seniman yang menolak komersialisasi kawasan TIM.

"Bagaimana dengan hotel? Satu, tidak ada hotel bintang 5 yang akan dibangun di sini. Memang akan dibangun fasilitas tempat tinggal atau wisma untuk para seniman," kata Anies.

Anies menjelaskan, pembangunan wisma untuk memfasilitasi para seniman domestik dan mancanegara yang akan datang ke TIM. Anies menyebut pembangunan wisma itu agar para seniman bisa berinteraksi di pusat kebudayaan tersebut.

"Para seniman itu akan datang ke Jakarta, dan kalau mereka datang ya paketnya harus ada menginapnya. Tinggal pilihannya mau diinapkan di mana. Mau beri fasilitas di dalam sehingga mereka berinteraksi 24 jam sesama seniman, atau mereka tidak diberikan fasilitas dan berinteraksi di luar," tuturnya.

Anies kemudian memastikan fasilitas bertaraf internasional yang akan dibangun di kawasan TIM akan terjangkau untuk para seniman. Dia menegaskan revitalisasi TIM bukan untuk mencari uang bagi Pemprov DKI.

"Ini bukan tempat cari uang. Kalau Pemprov mau cari uang, naikkan PBB lebih mudah daripada mencari uang lewat biaya sewa fasilitas di TIM, tidak. Justru itu harus kita... tapi pengelolanya, badannya, harus berbentuk PT supaya leluasa," kata Anies.

Anies juga memastikan pihaknya tidak akan mengomersialisasi kegiatan seni budaya. Dia mencontohkan pemisahan Dinas Kebudayaan dan Dinas Pariwisata di kalangan internal Pemprov DKI.

"Lalu apakah komersial? Sama sekali tidak. Kalau komersial, Pak, maka ya bukan di kegiatan seni nonkomersial. Komitmen kita untuk memisahkan kebudayaan dari praktik komersial itu kita tunjukkan di lingkungan internal Pemprov, kebudayaan dipisah dengan pariwisata," jelasnya.

Pernyataan Anies soal tak mencari laba itu pun dituding dusta. Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi meragukan jika Pemprov DKI tak mencari keuntungan dari TIM.

"Kita mau diskusi sampai besok sore ujungnya komunikasi, Pak, dan mereka diajak ngobrol. Memang itu tempat dia. Kita sepakat dengan pemikiran Pak Gubernur, tadi ada pusat kesenian kebudayaan bertaraf internasional, saya sepakat, Pak, untuk pemasukan kita juga kok," ujar Prasetio yang hadir dalam rapat bersama Anies.

"Kalau dibilang nggak ada keuntungan di situ bohong lah, Pak. Wong (bertaraf) internasional pasti ada keuntungan mengundang orang," imbuh dia.

Prasetio menegaskan pihaknya tidak menghambat anggaran untuk revitalisasi TIM. Namun, dia enggan kecolongan soal anggaran revitalisasi TIM. Dia pun menilai perlu adanya kerja sama antara pemprov dengan DPRD untuk bersama-sama membangun Jakarta.

"Tanya Pak Gubernur, saya nggak pernah hambat. Saya ketok palu kalau rasio nggak bener sampai mati nggak akan saya kasih. Ketua Banggar saya, Ketua DPRD saya. Palu ada di saya, uang ada di Gubernur. Ayo kita sama-sama berkomunikasi," tutur Prasetio.

"Ini kan enak jalannya, tapi nggak tahu di lingkaran Pak Gubernur itu apa saya nggak ngerti ini. Apa ada tim bayangan-bayangan atau apa, saya nggak ngerti. Saya lihat saya nggak mau kecolongan. Tanda tangan Banggar, tanda tangan saya, ada apa-apa kena saya," tegasnya.(dtk)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita