Pemerintah Hadang Ide Karantina di Kapal Perang

Pemerintah Hadang Ide Karantina di Kapal Perang

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Warga Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, menggelar demo terkait kebijakan pemerintah yang menjadikan wilayah mereka sebagai lokasi observasi WNI yang dievakuasi dari Wuhan, China. Salah satu aspirasi mereka adalah memindahkan lokasi penampungan dari hanggar ke kapal perang yang kemudian ditentang.
Sejak Jumat (31/1) lalu hingga Senin (3/2), warga Natuna berdemo, mereka meminta agar lokasi observasi 238 WNI dari Wuhan dipindahkan dari hanggar Lanud Raden Sadjad ke kapal perang yang ditempatkan di lepas pantai. Pusat demo ada di kantor DPRD Natuna, Jl Ranai Kota, atau sekitar 3,5 km dari Lanud Raden Sadjad.

"WNI dari Wuhan kami minta dipindahkan ke kapal perang dan diobservasi di lepas pantai. Ini rasa bentuk nasionalisme kami agar (lokasi observasi) jauh dari permukiman," ujar orator dalam demonstrasi di halaman kantor DPRD Natuna, Jl Ranai Kota.

Pendemo menegaskan tidak pernah bermaksud menolak WNI dari Wuhan, China, yang dievakuasi karena merebaknya virus Corona. Tapi pendemo meminta agar lokasi observasi benar-benar jauh di permukiman guna mengantisipasi munculnya dampak kesehatan.

"Jangan ada kesan kita menolak WNI. Kita sangat berperikemanusiaan, tapi (lokasi observasi) ditempatkan di tempat yang jauh dari penduduk," sambung orator.

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menolak permintaan itu.

Terawan yang segera berkantor di Natuna mengatakan pemilihan Lanud Raden Sadjad paling cocok karena sesuai berdasarkan kajian.

"Nah, di situlah muncul akhirnya setelah beberapa alternatif ya harus kompleks militer, sesuai aturannya supaya disiplin. Paling cocok kompleks militer yang bandaranya juga menjadi kompleks lalu lintas udara militer, yaitu Natuna, jadi semuanya ini berdasarkan semua kajian," kata Terawan di Kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Senin (3/2).

Menurut Terawan, permintaan warga Natuna yang menginginkan 238 WNI dari Wuhan dirawat di kapal perang tak manusiawi. Dia pun mengajak masyarakat berpikir rasional.

Bayangin kalau di kapal, kita ndak manusiawi, kapalnya juga apalagi kalau kapalnya kapal perang, memang tak disiapkan untuk itu, itu ada anak-anak, ada ibu hamil. Jadi kita harus rasional lah, kita ingin semua dijaga," ujar Terawan.

Terawan pun dengan tegas akan tetap mengobservasi 238 WNI dari Wuhan di Lanud Raden Sadjad. Dia berjanji menjelaskan kepada warga Natuna soal prosedur penanganan observasi para WNI tersebut.

"Iya, jelas tidak. Kita akan tetap di situ dan akan terus menjelaskan kepada warga Natuna bahwa apa yang kita lakukan sesuai prosedur yang ada. Ya pelan-pelanlah kita beri tahu, kita kan tetap jaga kesehatan warga Natuna ataupun warga Indonesia yang lain, tanggung jawab pemerintah, tanggung jawab kita semua," ucap Terawan.(dtk)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita