GELORA.CO - Upaya pemakzulan terhadap Presiden Amerika Serikat Donald Trump gagal total. Kurangnya suara untuk menggulingkan orang nomor 1 AS ini membuat pelaku pasar saham dunia kini berpesta. Di kawasan Asia, seluruh bursa saham utama mengawali perdagangan keempat di pekan ini, Kamis (6/2/2020), di zona hijau.
Pagi hari indeks Nikkei terapresiasi 1,38%, indeks Shanghai naik 0,31%, indeks Hang Seng menguat 1,45%, indeks Straits Times terkerek 0,47%, dan indeks Kospi bertambah 0,88%.
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selaku indeks saham acuan di Indonesia dibuka naik 0,41% ke level 6.002,92. Hingga berita ini diturunkan, IHSG menguat 0,22% ke level 5.991,42.
Jika apresiasi IHSG bertahan hingga akhir perdagangan, maka akan menandai apresiasi ketiga secara beruntun.
Pada penutupan perdagangan kemarin, Rabu (5/2/2020), bursa saham AS alias Wall Street mencatatkan apresiasi yang signifikan. Pada penutupan perdagangan kemarin, indeks Dow Jones naik 1,68%, indeks S&P 500 menguat 1,13%, dan indeks Nasdaq Composite terkerek 0,43%.
Pada perdagangan hari ini, Wall Street tampak belum akan kehabisan nafas walau sudah mencetak apresiasi selama tiga hari beruntun. Hingga pukul 10:00 WIB, kontrak futures indeks Dow Jones mengimplikasikan kenaikan sebesar 102,15 poin, sementara indeks S&P 500 dan indeks Nasdaq Composite diimplikasikan naik masing-masing sebesar 11,06 dan 44,77 poin.
Jika dihitung persentasenya, maka indeks Dow Jones diimplikasikan menguat sebesar 0,35% pada pembukaan perdagangan nanti malam, sementara indeks S&P 500 dan indeks Nasdaq Composite diimplikasikan menguat masing-masing sebesar 0,33% dan 0,47%.
Untuk diketahui, pergerakan sebesar itu pada kontrak futures indeks saham utama AS jarang sekali didapati pada pagi hingga siang hari waktu Indonesia. Pasalnya, dalam periode tersebut pelaku pasar saham AS sedang terlelap dalam tidur.
Pergerakan yang besar pada kontrak futures indeks saham utama AS di pagi hingga siang hari waktu Indonesia biasanya didapati ketika ada sentimen yang begitu signifikan, baik positif maupun negatif.
Pada hari ini, sentimen positif bagi bursa saham dunia datang dari upaya pemakzulan Presiden AS Donald Trump oleh Partai Demokrat yang gagal total.
Seperti yang diketahui, pada pertengahan Desember 2019 kemarin DPR AS resmi memutuskan untuk memakzulkan Trump. Kala itu, mayoritas anggota DPR AS memberikan persetujuan untuk mencopot Trump dari posisinya sebagai orang nomor satu di AS.
Ada dua alasan yang membuat anggota DPR AS memutuskan untuk melengserkan Trump. Pertama, Trump didakwa telah menyalahgunakan kekuasaannya ketika menahan bantuan pendanaan bagi Ukraina guna mendorong Ukraina meluncurkan investigasi terhadap lawan politiknya, Joe Biden.
Kedua, Trump juga didakwa karena dianggap menghalangi Kongres dalam melakukan penyelidikan terhadap dirinya. Hal ini dilakukan oleh Trump dengan melarang para pembantunya di Gedung Putih untuk memberikan kesaksian di sidang penyelidikan Trump.
Anggota DPR AS menggolkan pasal penyalahgunaan kekuasaan dengan skor 230-197. Sementara itu, pasal kedua yang menyebut bahwa Trump telah menghalangi Kongres dalam melakukan penyelidikan terhadap dirinya, digolkan dengan skor 229-198.
Pemakzulan Trump tersebut membuatnya menjadi presiden AS ketiga sepanjang sejarah yang dimakzulkan oleh DPR. Dua presiden AS lainnya yang mengalami nasib serupa adalah Andrew Johnson dan Bill Clinton.
Namun, kini upaya dari Partai Demokrat terbukti gagal total. Kemarin waktu setempat, Senat AS resmi melakukan pemungutan suara atas dua pasal yang didakwakan oleh DPR AS kepada Trump.
Hasilnya, Melansir CNBC International, sebanyak 52 dari 100 senator menyatakan Trump tak bersalah atas dakwaan penyalahgunaan kekuasaan. Sementara untuk dakwaan menghalangi Kongres dalam melakukan penyelidikan terhadap dirinya, sebanyak 53 senator menyatakan Trump tak bersalah.
Praktis, Trump tetap menempati posisi sebagai orang nomor satu di AS, negara dengan nilai perekonomian terbesar di dunia.
Dengan kemenangan Trump dalam upaya pemakzulan yang dilakukan oleh Partai Demokrat, praktis ketidakpastian yang dihadapi oleh pelaku pasar saham dunia menjadi berkurang. Ada harapan bahwa kebijakan-kebijakan pro-pertumbuhan ekonomi yang sering dieksekusi oleh Trump akan terus bisa disalurkan, yang pada akhirnya akan menjaga laju perekonomian global di level yang relatif tinggi.
Sebagai informasi, pada tahun 2017 atau tahun pertama Presiden Trump, perekonomian AS tumbuh sebesar 2,4%, diikuti pertumbuhan sebesar 2,9% pada tahun 2018. Pada tahun 2019, perekonomian AS tumbuh sebesar 2,3%.[ljc]