Ngabalin Jelaskan Sulitnya Pulangkan 3 Mahasiswa RI di Wuhan

Ngabalin Jelaskan Sulitnya Pulangkan 3 Mahasiswa RI di Wuhan

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Tenaga Ahli KSP Ali Mochtar Ngabalin mengatakan 3 WNI yang masih berada di Wuhan, China sulit untuk bisa dipulangkan saat ini. Menurut Ngabalin mereka bisa kembali pulang jika sudah mendapat persetujuan dari negara China.

"Dua alasan paling penting yang pertama, tidak akan mungkin, itu kesepakatan WHO. Tidak akan mungkin ada warga negara asing yang bisa keluar dari negara dimana terjangkit virus kecuali dia mendapatkan clearance dari otoritas negara yang bersangkutan itu sudah pasti," kata Ngabalin, di Upnormal Coffee Roaster, Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Minggu (9/2/2020).

"Karena itu pasti pemerintahan China punya.. punya pertimbangan yang paling kuat terkait dengan warga negara Indonesia yang masih ada di sana. Umpamanya dia tidak clearance dalam suhu badan kesehatan dan lain-lain. Jadi kalau dia sudah clear pasti kita mendapatkan jawaban itu," imbuhnya.

Namun Ngabalin memastikan pemerintah selalu meninjau keadaan WNI di China. Ngabalin lantas menyinggung soal adanya pesawat China yang menjemput warga negaranya di Bali. Dia menyebut pesawat itu dapat keluar masuk Indonesia karena ada sejarah hubungan timbal balik saat pesawat Indonesia menjemput WNI di Wuhan, China.

"Seperti kemarin perwakilan pemerintah China minta untuk pesawatnya izin mendarat di Bali, kemudian diizinkan karena ada yang disebut dengan resiprokal itu," ucap Ngabalin.

Diberitakan sebelumnya, Menko Polhukam Mahfud Md menyebut ada kemungkinan pemerintah melakukan evakuasi gelombang II terhadap WNI yang masih berada di China. Menurut Mahfud, evakuasi WNI itu memerlukan tahapan-tahapan khusus.

"Sisanya bagaimana? Sekarang ini kita sedang menutup jalur penerbangan Jakarta Indonesia-RRC untuk menghindari keluar-masuknya virus itu. Nah lalu gimana yang pulang? Nanti bisa ada operasi khusus, kalau memang ada diperlukan pulang, kita sedang mengatur," kata Mahfud kepada wartawan di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Jumat (7/2) malam.

Mahfud mengatakan penutupan jalur penerbangan bukan masalah jika operasi khusus tersebut harus dilakukan. Menurutnya, operasi khusus itu harus melalui beberapa proses termasuk proses diplomasi di antara kedua negara.

"Kecuali ada operasi khusus, operasi khusus itu dilakukan mulai dari proses diplomatik. Nah kalau nanti memang diperlukan, mereka dipulangkan. Jadi bisa operasi seperti itu. Tinggal siapa saja yang mau pulang, di mana dan berapa orang, kan gitu. Jadi, tidak tertutup ya kemungkinan," lanjut dia.(dtk)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita