Oleh: Shamsi Ali
Saat ini gonjing ganjing bahkan kepanikan dunia oleh isu virus Corona menjadi dominasi berita di seantaro dunia. Memang dahsyat. Bagaimana tidak, hingga saat ini yang diketahui secara terbuka hanya dalam beberapa hari saja ada sekitar 3000-an orang yang meninggal dunia akibat virus ini.
Yang lebih mengerikan adalah realita bahwa virus ini begitu cepat menorobos batas-batas negara. Dari China ke negara-negara Asia, Afrika, Timur Tengah, hingga Eropa dan Amerika.
Akibatnya semua negara memperketat, bahkan menghentikan penerbangan sementara dari negara-negara yang dianggap rawan terjangkiti visur ini. Bahkan sementara ini Saudi Arabia melarang kedatangan jamaah umrah dari 23 negara mayoritas Muslim, termasuk Indonesia.
Kepanikan itu tidak saja menimpa manusia. Tapi juga menulari Pasar keuangan dunia. Hampir di semua negara bursa efek (stock exchange) mengalami terjun bebas. Wall Street misalnya mengalami kerugian yang dahsyat. Nampaknya paling buruk Pasca krisis finansial 2008 lalu.
Hingga saat ini minimal kerugian di Pasar-Pasar Utama bursa efek dunia sekitar 5 trilyun US Dollar. Entah berapa kalau jumlah itu dirupiahkan. Yang pasti bilangan itu fantastis, cukup menghidupi ratusan juta manusia puluhan tahun ke depan.
Di tengah kepanikan itu diam-diam saya menaruh perhatian khusus ke negara Indonesia. Dan diam-diam juga saya terkagum-kagum. Bagaimana tidak? Di saat semua negara melakukan ragam usaha untuk meredam hadirnya virus Corona di negara mereka, Indonesia nampaknya tenang-tenang saja.
Saya lebih terkagum atau mungkin juga terkejut lagi karena ketika negara-negara tetangga seperti Singapura, Thailand dan Malaysia mengaku telah kebobolan oleh virus ini, Indonesia tetap mengaku sebagai negara yang tidak terjangkiti (steril).
Hal itu tentunya mengagumkan (atau mengejutkan) karena kita kenal Indonesia begitu terbuka dengan tenaga kerja dan turis dari negara asal virus Corona itu (China). Selain yang telah masuk sejak beberapa tahun terakhir, juga masih banyaknya warga China yang masuk ke tanah air Indonesia akhir-akhir ini.
Bahkan yang beberapa akhir lalu, turis-turis China yang terlanjur masuk ke Bali (Indonesia) justeru diizinkan untuk tinggal lebih lama di Indonesia. Alasannya karena mereka telah lebih 14 hari di Indonesia, menunjukkan bahwa mereka telah terbebas dari virus Corona tersebut.
Kehebatan Indonesia di atas yang seolah “kebal” (immune) terhadap virus Corona tersebut ternyata banyak dipertanyakan oleh orang lain. Bahkan boleh jadi ada pihak-pihak yang tidak percaya. Bahkan dalam benak mereka Indonesia tidak terbuka alias tidak jujur dalam mengungkapkan realita sesungguhnya.
Itulah barangkali yang menyebabkan kenapa Saudi Arabia memasukkan Indonesia dalam daftar negara-negara yang dianggap rawan dengan virus Corona itu. Sehingga jamaah Umrah dari Indonesia termasuk untuk sementara dilarang masuk Saudi Arabia.
Padahal beberapa negara, termasuk Itali, Canada, bahkan Jerman dan Amerika telah terbuka menyatakan adanya kasus korban di negara-negara itu. Seharusnya Saudi justeru melarang para pendatang dari negara-negara tersebut.
Saya hanya ingin mengatakan bahwa jika memang benar bahwa jika hingga saat ini Indonesia memang tidak terjangkiti virus ini, tentu sangat menakjubkan. Sungguh kekebalan atau immune system bangsa Indonesia itu sangat luar biasa. Harusnya negara-negara lain harus belajar dari Indonesia bagaimana membangun ketahanan tubuh warga negaranya.
Tapi jika ternyata Indonesia memang kurang jujur dengan realita yang sesungguhnya, atau boleh jadi memakai falsafah “nggak peduli” atau “di diamkan” maka sangat wajar jika negara seperti Saudi Arabia tidak percaya dengan pengakuan Indonesia yang tidak terjangkiti virus itu.
Yang pasti dalam beberapa waktu ke depan ini semua akan terbuka. Dan pada akhirnya apa yang ditutupi itu akan menjadi kenyataan di depan mata. Pastinya akan lebih positif jika kejujuran di kedepankan dan tidak menutup-nutupi realita yang sesungguhnya. Tidak saja untuk menjaga integritas di mata dunia. Tapi juga demi keselamatan warga negara Indonesia itu sendiri. Semoga! (*)