GELORA.CO - Otoritas Korea Selatan (Korsel) melaporkan 142 kasus baru virus corona hari Sabtu (22/2) ini, lonjakan tertinggi jumlah kasus dalam sehari. Kebanyakan kasus baru ini melibatkan pasien yang sedang dirawat di rumah sakit karena masalah kesehatan jiwa.
Dengan tambahan kasus-kasus baru tersebut, maka total jumlah kasus coronavirus di Korsel saat ini mencapai 346, atau tertinggi kedua di luar China. Lonjakan kasus terjadi di rumah sakit di kota Cheongdo menyusul lonjakan serupa di kalangan anggota sekte di kota Daegu.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea, KCDC menyatakan seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (22/2/2020), bahwa di antara 142 kasus baru tersebut, 92 kasus di antaranya terkait dengan para pasien atau staf di Rumah Sakit Cheongdo Daenam.
"Sebagian besar pasien rumah sakit yang terdiagnosa (virus corona) adalah mereka yang tinggal sebagai pasien rawat inap karena penyakit mental," kata Wakil Menteri Kesehatan Korsel Kim Gang-lip kepada para wartawan hari ini.
Dia menambahkan bahwa beberapa kasus menunjukkan "tak ada koneksi epidemiologi yang terkonfirmasi", artinya mereka tidak yakin di mana atau bagaimana pasien-pasien tersebut tertular virus corona.
Otoritas Korsel juga melaporkan kematian pasien corona hari Sabtu ini, sehingga kini jumlah korban jiwa bertambah menjadi dua orang. Kedua korban yang meninggal merupakan pasien rawat inap di Rumah Sakit Cheongdo Daenam tersebut.
Selain kasus-kasus corona di rumah sakit tersebut, Korsel saat ini juga digemparkan oleh banyaknya kasus corona di kalangan sekte Gereja Shincheonji Yesus. Sejauh ini, hampir 170 anggota Gereja Shincheonji Yesus telah terinfeksi, dimulai dengan seorang wanita berusia 61 tahun yang menghadiri setidaknya empat kebaktian di gereja cabang Daegu sebelum didiagnosis.
"Mereka yang terkait dengan Shincheonji cabang Daegu menyumbang 48 persen dari semua kasus yang dikonfirmasi," ujar Direktur KCDC Jung Eun-kyeong kepada wartawan.
KCDC mengatakan sekitar 9.300 anggota Shincheonji di Daegu telah dikarantina di fasilitas atau diminta untuk tinggal di rumah. Di antara mereka, 1.261 mengatakan mereka memiliki gejala.
Walikota Daegu -- kota terbesar keempat Korea Selatan, dengan populasi lebih dari 2,5 juta -- telah menyarankan penduduk setempat untuk tetap tinggal di dalam rumah, sementara akses ke pangkalan militer utama AS di daerah tersebut telah dibatasi.(dtk)