Kelompok Pembela Hak Sipil Kecam Calon Presiden AS yang Usulkan ‘Intai Muslim New York’

Kelompok Pembela Hak Sipil Kecam Calon Presiden AS yang Usulkan ‘Intai Muslim New York’

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Kandidat Presiden Amerika 2020, Michael Bloomberg, mendukung program dari wali kota New York untuk mengawasi komunitas Muslim di kota itu. Namun, aktivis HAM dengan tegas menegur keras gagasan Bloomberg tersebut.

Sebelumnya, Bloomberg menuturkan bahwa memata-matai Muslim adakah hal yang memang harus dilakukan. Menurutnya langkah ini menyusul kejadian peristiwa 11 September atau dikenal 9/11. Bloomberg mengatakan program tersebut tidak melanggar hukum dan bertujuan untuk melindungi negara.

Aktivis hak-hak sipil Arab dan Muslim New York mengecam Bloomberg. Mereka menganggap Bloomberg fanatik terhadap anti-Muslim dan meminta untuk segera meminta maaf.

Tetapi, Bloomberg menolak dan mengklaim bahwa ada seorang Muslim yang mendesak aturan untuk memerangi terorisme. “Itu tidak berarti semua Muslim adalah teroris atau semua teroris adalah Muslim,” kata Bloomberg dilansir dari Middle East Eye (MEE).

Advokat Muslim, sebuah kelompok hak-hak sipil menuntut New York City atas program ‘skema mata-mata’, mengecam pernyataan terbaru Bloomberg. Kelompok ini mengatakan bahwa pernyataan mantan wali kota itu bahwa program itu legal adalah sebuah kesalahan.

Sebelumnya, Bloomberg hanya mengatakan bahwa kepolisian Kota New York (NYPD) hanya mengawasi Muslim di beberapa masjid dengan persetujuan pengadilan hukum setempat.


“Pada kenyataannya, NYPD justru memvideo, melacak, dan memantau umat Islam di masjid, restoran, sekolah, dan banyak tempat dengan kamera dan petugas yang menyamar,” jelas Direktur Eksekutif Grup, Farhana Khera.

Pembelaan aktivis HAM itu mendapat dukungan dari Senator Presidensial, Elizabeth Warren. Warren secara lantang menegaskan bahwa pencalonan Bloomberg sebagai presiden sangat tidak pantas.

Dia mengingatkan bahwa tidak seharusnya masyarakat memilih seseorang yang fanatik terhadap suatu ras atau agama. Arab American Institute (AAI) yang berbasis di Washington DC juga mengecam Bloomberg.

“Etnis atau keyakinan seseorang bukanlah dasar untuk pengawasan keamanan negara atau penegakkan hukum,” ucap Direktur Eksekutif AAI, Maya Berry.

Bloomberg merupakan salah satu kandidat kuat calon presiden AS dari Partai Demokrat. Forbes mencatatnya sebagai orang terkaya di AS yang mencalonkan menjadi presiden dengan jumlah kekayaan sebesar 65,2 miliar dolar AS.  Pria yang kini berusia 77 tahun merupakan pemilik perusahaan media Bloomberg L.P, yang telah berkembang menjadi layanan berita global, termasuk televisi, radio, internet dan cetak. (ns)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita