GELORA.CO - PKS mengkritik Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyewa pesawat dari Garuda Indonesia untuk kunjungan kerja ke Amerika Serikat (AS). PKS menilai langkah Jokowi menyewa pesawat itu terkesan pemborosan.
"Tentu terkesan pemborosan," kata Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera kepada wartawan, Jumat (28/2/2020).
Mardani meminta pemerintah transparan mengenai penyewaan pesawat dari Garuda itu. Sebab, menurutnya, seharusnya biaya yang dikeluarkan lebih sedikit jika menyewa milik perusahaan Indonesia sendiri.
"Semua mesti transparan, berapa penghematan bisa dihasilkan. Karena logikanya pesawat sendiri tidak harus bayar mestihya lebih murah," ujarnya.
Selain itu, Mardani menyoroti soal kabar pesawat Kepresidenan harus transit tiga kali ketika dipakai perjalanan ke AS. Ia meminta ke depan pemerintah lebih cermat ketika membeli pesawat kepresidenan dan dipastikan sesuai keperluan.
"Kedua, ini pelajaran, saat membeli pesawat Kepresidenan pastikan yang sesuai dengan keperluan. Jika benar tiga kali transit berarti bukan long range carrier. Perlu keputusan strategis apa mungkin ditukar tambah, jika tidak tingkat kegunaannya rendah," ujarnya.
"Baiknya pemerintah jujur dengan menginfokan semua sebelum dibuka oleh netizen. Ini sekali lagi menunjukkan netizen cerdas mampu membongkar yang gelap," imbuh Mardani.
Sebelumnya diberitakan, Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung mengonfirmasi bahwa pemerintah tidak ada rencana pembelian pesawat kepresidenan yang baru. Pemerintah akan menyewa pesawat dari Garuda Indonesia untuk acara yang akan dihadiri Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Amerika Serikat (AS).
"Jadi itu bukan pesawat kepresidenan, tetapi memang Pak Presiden akan menghadiri ASEAN-US Special Summit di Amerika sekaligus Pak Presiden akan kunjungan kenegaraan ke Amerika," kata Pramono di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (28/2/2020).
Acara ASEAN-US Special Summit akan digelar bulan Maret 2020. Jokowi juga diagendakan bertemu Presiden AS Donald Trump. Efisiensi menjadi alasan Jokowi menyewa pesawat jenis Boeing 777-300 ER dari Garuda Indonesia. Sebab pesawat kepresidenan Boeing Bussiness Jet (BBJ) lebih sering transit untuk mengisi bahan bakar jika terbang ke AS.
"Apabila menggunakan pesawat kepresidenan sekarang itu harus transit 3 kali berdasarkan pengalaman yang dulu, setiap transit harus mengisi bahan bakar dan dihitung biayanya akhirnya menjadi lebih mahal, dibandingkan dengan menggunakan pesawat yang selama ini digunakan udah lebih mahal, capek kemudian, yang diangkut juga terbatas," ujar Pramono(dtk)