Infeksi Meluas, 355 Orang Penumpang Kapal Pesiar Princess Diamond Di Jepang Positif Corona

Infeksi Meluas, 355 Orang Penumpang Kapal Pesiar Princess Diamond Di Jepang Positif Corona

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Jumlah orang yang dinyatakan positif terinveksi virus corona atau COVID-19 di kapal Princess Diamond yang dikarantina di lepas pantai Jepang meningkat menjadi 355 orang.

Hal itu dikonfirmasi oleh Menteri Kesehatan Jepang, Katsunobu Kato pada Minggu (16/2). Jumlah itu meningkat 70 orang dari jumlah semula yang dikonfirmasi oleh pemerintah Jepang.

"Sejauh ini, kami telah melakukan tes untuk 1.219 orang. Dari jumlah itu, 355 orang dinyatakan positif. Dari jumlah itu, 73 orang tidak menunjukkan gejala," jelas Kato.

Angka-angka baru itu datang ketika Amerika Serikat sedang bersiap untuk mengevakuasi beberapa warganya dari kapal pesiar yang telah dikarantina di pelabuhan Yokohama sejak 5 Februari lalu itu.

Selain Amerika Serikat, Hong Kong juga bersiap untuk memulangkan 330 warganya dari atas kapal dan mengambil penerbangan carter.

Kanada juga mengumumkan keputusan serupa untuk memulangkan warga negaranya di atas kapal.

Diketahui bahwa upaya Jepang mengendalikan infeksi virus pada kapal tersebut telah memicu keprihatinan internasional.

Pasalnya, kapal itu tiba di lepas pantai Jepang pada awal Februari dengan lebih dari 3.700 penumpang dan anggota kru dari lebih dari 50 negara dan wilayah di dunia.

Namun kapal segera dikatantina setelah pihak berwenang menemukan bahwa seorang penumpang yang turun dari kapal itu di Hong Kong selama pelayarannya dinyatakan positif terinfeksvi virus corona.

Petugas kesehatan yang mengecek kesehatan para penumpang kapal terus menemukan infeksi baru di antara penumpang dan anggota kru. Mereka yang positif terinfeksi virus segera dibawa ke rumah sakit Jepang. Sementara itu, penumpang lainnya diberitahu untuk tetap tinggal di dalam kabin masing-masing selama periode karantina 14 hari yang akan berakhir pada Rabu (19/5).

Jepang belum dapat menguji semua yang ada di kapal karena terbatasnya pasokan perangkat pengujian, fasilitas, dan tenaga kerja yang juga dibutuhkan oleh pihak berwenang.[rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita