GELORA.CO - Di tengah keresahan menghadapi serbuan virus Covid-19 atau Corona, negara-negara Barat telah mengambil langkah konkret mencegah tersebarnya virus tersebut ke negara mereka. Sebut saja Rusia yang sedang mengembangkan vaksin untuk menghentikan kekuatan virus Corona dari Cina.
Pemerintah Indonesia hingga kini masih jalan ditempat. Pencegahan masih menerapkan cara konvensional dengan memberlakukan pengawasan ketat di pintu-pintu masuk negara Indonesia, seperti pelabuhan dan bandara.
Pernyataan Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto dalam pertemuan bulan lalu di Kementerian Perhubungan sempat menyentak banyak orang soal pencegahan virus ganas ini.
Bagaimana tidak, virus yang terbukti telah mengantarkan ribuan orang ke keranda mayat ini belum juga memecut Pemerintah Indonesia melakukan upaya yang lebih besar lagi menangkal pesatnya penyebaran Covid-19.
Terawan hanya menyebut virus corona itu mudah diatasi bila masyarakat menjaga kesehatan dengan baik.
"Cara mencegahnya gampang sekali. Selama imunitasnya baik, gerakan hidup sehat, dan sebagainya, makan tepat waktu, maka akan ada gerakan sarapan pagi bersama," ujarnya di gedung Kemenhub, Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat, Senin 27 Januari 2020.
Sampai saat ini, belum terlihat terobosan yang dianggap mampu mencekal kadatangan Corona ke Indonesia. Padahal, negara maju seperti Amerika telah memperingatkan keras akan potensi tularan virus tersebut ke negara berpenduduk lebih dari 260 juta ini.
Dilansir dari media berita Australia The Sydney Morning Herald, Kamis (27/2), ditemukan beberapa pesan penting dari para pejabat Amerika Serikat (AS) kepada diplomat-diplomat asing. Kabar tersebut menyampaikan pesan dalam pertemuan tertutup dengan Kementerian Kesehatan.
Sejumlah diplomat negara Barat termasuk Amerika Serikat sendiri mengaku prihatin kepada pejabat tinggi Pemerintah Indonesia atas penanganan wabah virus corona.
Bahkan, seorang juru bicara Kedutaan Besar AS untuk Indonesia mengungkapkan, mantan Duta Besar AS untuk Indonesia, Joseph R. Donovan telah menyampaikan kekhawatirannya soal virus corona di Indonesia sebelum ia pensiun dari tugas diplomatiknya pada 14 Februari 2020 lalu.
"Wabah virus corona telah berkembang dengan cepat, dan seperti rekan-rekan Indonesia kami, kami mengamatinya dengan cermat. Pemerintah AS telah memberikan bantuan materi dan teknis kepada Indonesia, begitu juga dengan negara-negara lain di kawasan ini (Asia Tenggara)," kata kata juru bicara Kedutaan Besar AS.
Sumber diplomatik AS yang lain juga mengungkapkan, duta besar dari negara-negara Barat telah menyampaikan keprihatinan mereka kepada Menkes Terawan Agus Putranto. Mereka memperingatkan Pemerintah Indonesia untuk lebih giat lagi melakukan pengujian virus yang memiliki nama Covid-19 itu.
Poin lain dalam pertemuan tertutup tersebut menyebutkan, banyak rumah sakit di Indonesia tidak memiliki alat pelindung diri (APD) yang memadai, seperti tak ada ruang isolasi yang cukup juga transportasi spesimen yang tidak memadai.
Sebelumnya, Seorang profesor Epidemiologi di Harvard University Marc Lipsitch menyampaikan, secara statistik, tidak mungkin nol kasus virus corona di Indonesia. Sebab, Marc telah memperingatkan kemungkinan adanya pandemi global dengan 40% sampai 70% populasi dunia bisa terinfeksi virus Corona, meski tak semuanya akan jatuh sakit.
Awal pekan ini, seorang pria asal Jepang terinfeksi virus corona setelah kembali liburan dari Bali. Otoritas kesehatan Bali menyatakan, pihaknya telah mulai melacak turis Jepang itu dan mendisinfeksi kamar-kamar hotel tempatnya menginap.
Sejauh ini, Indonesia menjadi salah satu negara di Asia Tenggara yang belum terinfeksi virus corona. Sebanyak 6 negara tetangga Indonesia telah mengonfirmasi kasus virus corona, termasuk Singapura yang memiliki 96 kasus.(ts)