GELORA.CO - Polemik ucapan assalamualaikum yang diganti salam Pancasila dinilai sebagai wujud kegamangan elite-elite Indonesia dalam memahami naskah-naskah dan pilar-pilar kebangsaan yang sudah final.
Disayangkan sekali, ada pejabat-pejabat kurang memahami bahwa naskah-naskah tersebut sudah final,” kata Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah kepada Kantor Berita RMOLLampung, Minggu (23/2).
Meski sudah diklarifikasi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Kepala BPIP Yudian Wahyudi, polemik tersebut tak bisa dielakkan.
Akibat kegamangan pascarefornasi ini, ada pejabat yang tidak mampu meletakkan posisi atau porsi prosesi keagaamaan dan porsi prosesi kenegaraan yang sudah final. Menurutnya, porsi prosesi keagamaan itu ada di ruang pribadi, sedangkan porsi prosesi kebangsaan ada di ruang publik.
“Itu jangan ditukar-tukar, bacaan shalat karena menganut Turkisme pakai Bahasa Turki, azan diganti pula Bahasa Indonesia. Nanti orang khitan dan tidur, doanya Pancasila,” tegasnya.
Pancasila merupakan ideologi sebagai asas negara yang sudah final dan tidak perlu diperdebatkan lagi. Namun, masih saja ada pihak-pihak yang seolah terus memprovokasi bahwa Pancasila belum final.
“Ini yang saya khawatir, ada yang rawan ini. Ada yang memprovokasi seolah-olahPancasila merupakan ideologi sebagai asas negara yang sudah final dan tidak perlu diperdebatkan lagi. Namun, masih saja ada pihak-pihak yang seolah terus memprovokasi bahwa Pancasila belum final.
“Ini yang saya khawatir, ada yang rawan ini. Ada yang memprovokasi seolah-olah ini (Pancasila) belum final,” tutupnya. ini (Pancasila) belum final,” tutupnya. (Rmol)