GELORA.CO - Sugarno (54), Arief Lewa (48), dan Bahtiar AA (46), pengemudi ojek pangkalan (opang) menjadi tersangka karena diduga memasang tarif 'getok' Rp 250 ribu dari Terminal Kalideres ke Tanjung Duren, Jakarta Barat. Ketiga pelaku mengakui perbuatannya.
"Kalau (status) tersangka sudah. Tapi akan masih kita periksa lagi," ujar Kapolsek Tanjung Duren Kompol Agung Wibowo ketika ditemui detikcom di Polsek Tanjung Duren, Jalan Tanjung Duren 1, Jakarta Barat, Sabtu (22/2/2020).
Saat diperiksa polisi, tiga tersangka mengaku melakukan perbuatan itu gegara desakan ekonomi. Selain itu, seorang pelaku mengaku pernah menjadi korban begal.
Nasi sudah menjadi bubur, ketiga pelaku hanya bisa menyesali perbuatannya. Mereka pun memohon maaf kepada para penumpang yang telah diperasnya.
Berikut pengakuan pengemudi ojek pangkalan yang getok penumpang dengan tarif selangit:
Akui Perbuatan
Polisi menyebut ketiga tersangka telah mengakui perbuatannya.
"Sudah diakui oleh mereka bertiga," kata Kapolsek Tanjung Duren Kompol Agung Wibowo saat ditemui detikcom di kantornya, Tanjung Duren, Jakarta Barat, Sabtu (22/2/2020).
Agung mengatakan pihaknya telah memiliki bukti permulaan yang cukup untuk menetapkan ketiganya sebagai tersangka. Salah satunya video viral saat korban berdebat dengan para pelaku. "Dari bukti-bukti permulaan yang cukup, mulai dari rekaman video, motor yang digunakan, jaket yang digunakan, itu mengarah ke 3 orang tersebut," jelas Agung.
Saat ini ketiga tersangka masih diperiksa intensif di Polsek Tanjung Duren. Polisi masih mendalami keterangan ketiganya.
Motif Ekonomi-Jadi Korban Begal
Salah satu pelaku mengaku memasang tarif 'selangit' lantaran pernah menjadi korban begal.
"Saya ini motifnya, karena malam itu risikonya gede itu saya udah pernah kehilangan (motor), begal dua kali kalau malam," kata tersangka Sugarno kepada detikcom di Polsek Tanjung Duren, Jakarta Barat, Sabtu (22/2/2020).
Korban sendiri saat itu baru tiba di Terminal Kalideres pada Minggu (27/10/2019) subuh. Sedangkan para penumpang tiba di lokasi tujuan, Jl Manggis 1, Tanjung Duren, pada pagi hari.
Dengan alasan itu, Suganda kemudian mematok harga dengan tarif selangit. Sugarno beralasan menarik penumpang pada malam hari berisiko tinggi sehingga dia memasang tarif yang tinggi. "Jadi harga rada tinggi. Itu alasan saya," imbuh Sugarno.
"Nggak, istilahnya ambil risiko aja, Pak. Kalau ada risiko macam-macam gitu aja," sambungnya.
Sementara itu, tersangka Arief Lawa mengaku mengalami hal yang serupa dengan Sugarno. Di sisi lain, dia mengaku memasang tarif tinggi karena kebutuhan ekonomi. "Karena memang untuk kebutuhan keluarga juga, Pak. Saya juga pernah ngalamin seperti apa yang dialami bapak di sebelah saya (Sugarno)," jelasnya.
Sedangkan tersangka Muchtar mengaku memasang harga selangit karena kebutuhan ekonomi. "Ya memang buat dapur Pak, istri nganggur," kata Muchtar.
Menyesal dan Minta Maaf
Tiga pengemudi opang mengaku menyesal soal insiden tarif 'getok' Rp 250 ribu. Ketiganya meminta maaf kepada para penumpangnya.
"Menyesal, menyesal sekali," ujar tersangka Sugarno saat berbincang dengan detikcom di Polsek Tanjung Duren, Jakarta Barat, Sabtu (22/2/2020).
Begitu juga tersangka Arief Lawa dan Muchtar. Keduanya mengaku menyesali perbuatannya.Ketiga tersangka sendiri telah dipertemukan dengan korban di Polsek Tanjung Duren. Dalam kesempatan itu, mereka sempat menyampaikan permohonan maaf kepada korban.
"Sudah, sudah minta maaf. Sudah (minta maaf) di sini (Polsek Tanjung Duren)," kata Sugarno dkk.
Was-was dan Ketakutan Video Viral
Mereka sempat was-was dan ketahuan setelah mengetahui videonya viral di media sosial.
"Ya was-was juga. Temen juga sebenarnya banyak," kata salah satu tersangka bernama Muchtar kepada detikcom di Polsek Tanjung Duren, Jakarta Barat, Sabtu (22/2/2020).
Muchtar tahu ketika dia dan teman-temannya direkam ketika berdebat masalah ongkos. Namun dia tidak menyangka bahwa video itu akan tersebar luas di media sosial."Dipikir aman aja," imbuh Muchtar.
Sementara tersangka Arief Lawa mengaku tahu bahwa penumpangnya memegang handphone. Tetapi, dia tidak mengetahui bahwa penumpangnya itu merekam video. "Awalnya saya pribadi enggak tahu, saya enggak ngerti. Memang dia megang HP saya ngerti," kata Arief.
Arief baru mengetahui videonya itu viral di media sosial dua hari belakangan setelah kejadian pada Minggu 27 Oktober 2019. Arief mengaku sempat ketakutan karena video itu jadi viral.
Sementara tersangka Sutarno mengetahui jika korban juga sempat mengambil foto-foto mereka saat itu.
"Iya kan difoto juga," kata Sutarno.(dtk)