GELORA.CO - Warga Kediri, Jawa Timur diduga terjangkit corona setelah pulang dari Korea Selatan. Warga itu berisisial YN (52) warga Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Dia dirujuk ke RSUD dr. Iskak Tulungagung usai mengeluhkan gejala nyeri telan. YN dirujuk ke Tulungagung setelah sebelumnya menjalani perawatan di salah satu rumah sakit swasta di Kediri. Tim dokter lalu mengisolasi YN setelah sebelumnya diketahui baru pulang dari Korea Selatan pada tanggal 6 Februari 2020 lalu.
"Tanggal 6 Februari pulang ke Indonesia terus di rumah badannya panas, nyeri telan dan dirawat di salah satu rumah sakit di Kediri. Dan karena rumah sakit dr. Iskak adalah rumah sakit rujukan regional kemudian dirujuk kesini," kata Direktur RSUD dr. Iskak Tulungagung, Supriyanto, Sabtu (8/2/2020).
Dari catatan riyawat perjalanan YN, ia berada di Korsel selama satu bulan untuk menjenguk cucunya. YN lalu tiba di Kediri pada tanggal 6 Februari dan mengeluhkan nyeri telan dan dirawat di rumah sakit swasta di Kediri. Pihak rumah sakit lalu merujuk YN ke Tulungagung.
Melihat keluhan dan riwayat perjalanan YN, tim dokter RSUD dr. Iskak Tulungagung mengisolasinya. Dokter dan perawat langsung menggunakan pakaian khusus sesuai SOP penanganan virus Corona. Tim dokter tak ingin kecolongan.
"Jadi jangan sampai ternyata iya tapi kita nggak aware. Intinya seperti itu. Kalau dibilang apakah ini terpapar corona atau tidak, boleh kita dibilang terduga saja. Bukan positif," ujar Supriyanto.
Untuk mengetahui apakah YN positif corona, tim dokter akan melakukan pengambilan sampel mikro. Selain itu, pemeriksaan juga akan dilakukan langsung dari Jakarta, sehingga dibutuhkan waktu beberapa hari untuk menentukan status YN.
"Untuk gejala kearah sana (positif corona), pasien ini nyeri tenggorok dan ada riwayat panas. Tapi ketika periksa di sini, panas tidak ada, batuk tidak ada, saat di Lab normal semua. Foto rontgen tidak ada pneumonia. Jadi untuk sementara kita anggap pasien ini sebagai orang dalam pemantauan," jelas dokter spesialis paru-paru, dr. Muhammad Arfi.
Arfi menyebut ada dua kriteria pasien dalam penanganan dugaan terpapar virus Corona. Yakni berstatus dalam pemantauan dan pasien dalam pengawasan. Bila kondisi YN terus memburuk, maka statusnya akan dinaikkan dari pemantauan ke status dalam pengawasan.
"Kita isolasi dulu. Apabila nanti ada perburukan klinis nanti statusnya akan berubah menjadi dalam pengawasan. Karena pasien ini adalah rujukan, maka kita isolasi di rumkit sampai nanti terbukti pasien ini negatif. Saat ini berstatus dalam pemantauan," bebernya.
Hingga saat ini, pihak rumah sakit telah memberikan support seperti pemberian infus terhadap YN. Sementara itu masyarakat diminta untuk tidak panik dengan kabar ini, karena belum bisa dipastikan YN positif terjangkit virus corona.
"Tolong masyarakat tulungagung jangan panik. Mungkin tadi liat perawat pakai baju astronot ya karena sop kita begitu. Jadi kami harap masyarakat tak perlu panik," sahut Supriyanto.(*)