GELORA.CO - Proses pembangunan rumah sakit (RS) darurat untuk pasien virus corona di Wuhan, China yang berlangsung kilat ditayangkan via live-streaming selama 24 jam nonstop setiap harinya. Lebih dari 40 juta orang di China 'mengawasi' proses pembangunan RS darurat bernama Huoshenshan itu.
Seperti dilansir media nasional China, The Global Times dan kantor berita Xinhua, Senin (3/2/2020), RS Huoshenshan mulai dibangun pada 23 Januari lalu saat wabah virus corona mulai menyebar. Pembangunan RS darurat ini dinyatakan telah selesai pada Minggu (2/2) waktu setempat. Ini berarti RS ini dibangun hanya dalam 10 hari.
Ini merupakan salah satu dari dua RS yang dibangun di Wuhan khusus untuk pasien virus corona. Selain RS Huoshenshan, otoritas setempat juga akan membangun RS Leishenshan yang juga dikhususkan untuk pasien virus corona.
Sejauh ini 362 orang tewas akibat wabah virus corona di China dan Filipina. Lebih dari 17.300 orang terinfeksi virus corona secara global, baik di China maupun 24 negara lainnya. Dari jumlah tersebut, sebanyak 475 pasien virus corona dinyatakan sembuh setelah mendapatkan penanganan medis yang layak.
Kembali pada pembangunan RS Huoshenshan yang selesai secara kilat, prosesnya ditayangkan via live-streaming oleh China Central Television (CCTV) sepanjang siang dan malam atau selama 24 jam nonstop mulai dari awal hingga selesai. Tayangan live-streaming CCTV ini menarik perhatian jutaan orang dan menjadi viral.
Laporan The Global Times menyebut lebih dari 40 juta penonton online menyaksikan atau 'mengawasi' proses pembangunan RS Huoshenshan. Tanpa narasi atau musik latar, tayangan live-streaming itu menampilkan perkembangan pembangunan RS secara real-time.
Diketahui bahwa wabah virus corona memicu isolasi terhadap puluhan provinsi di China, dengan kebanyakan warga hanya bisa terdiam di dalam rumah, termasuk saat perayaan Tahun Baru Imlek dua pekan lalu. Kebanyakan dari mereka memilih untuk menonton live-streaming itu untuk menghabiskan waktu.
Beberapa penonton live-streaming itu bahkan memberikan semangat untuk para pekerja konstruksi yang terlibat pembangunan RS. Dengan menyebut diri mereka sebagai 'pengawas online', para netizen memantau dan membahas gagasan serta perasaan soal pembangunan RS itu di kolom komentar tayangan live-streaming CCTV.
Para 'pengawas online' juga bersorak saat RS Huoshenshan dinyatakan selesai dibangun pada Minggu (2/2) waktu setempat. "Semangat China! Saya yakin kita bisa mengatasi wabah ini," bunyi salah satu komentar netizen.
"Salut bagi para pekerja yang bekerja siang dan malam," demikian bunyi komentar netizen lainnya.
Tidak hanya itu, netizen juga memberikan nama panggilan untuk kendaraan-kendaraan konstruksi yang dikerahkan dalam proses pembangunan RS itu. Bahkan sampai muncul beberapa kelompok penggemar untuk menyemangati mesin-mesin konstruksi itu.
Nama 'Song Huizong' yang berarti 'raja pengaduk semen' disematkan untuk mesin pengaduk semen di lokasi pembangunan RS itu. Nama 'Han Wudi' atau 'raja las' diberikan untuk kelompok yang bertugas melakukan pengelasan. Baik Song Huizong dan Han Wudi kebetulan merupakan nama-nama Kaisar China pada era kuno.
Di antara kendaraan-kendaraan konstruksi itu, 'Folkchan' atau sebutan untuk forklift (mesin pengangkat barang) menjadi yang paling disukai. Para penggemar 'Folkchan' memuji kegesitan truk kecil yang bekerja di area konstruksi RS Huoshenshan itu.
"Bergabung dalam proses konstruksi menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap efisiensi China," ujar kritikus budaya setempat, Shi Wenxue, dalam keterangan pada The Global Times. "Partisipasi dari para 'pengawas' menunjukkan kepedulian kaum muda China terhadap wabah ini," imbuhnya.(dtk)