GELORA.CO - Pesta demokrasi Pemilihan Presiden 2024 masih lama dengan durasi lima tahun lagi. Namun, PDIP dan Gerindra dinilai sudah mesra dengan membangun koalisi bersatu dari sekarang.
"Tahun 2024 masih lama. Tapi, PDIP dan Gerindra memulai genderang bersatu dari sekarang," demikian cuit politikus Demokrat, Andi Arief dalam akun Twitternya, yang dikutip Sabtu, 29 Februari 2020.
Bagi Andi meski tak masalah namun dalam etika politik kurang elok mengingat pemerintahan Jokowi di periode kedua masih tiga bulan.
"Itu hal biasa, meski tak elok Pak Jokowi kekuasaannya berusia muda di jabatan ke dua," sebut Andi.
Andi bilang bersatunya Gerindra-PDIP ini sudah terlihat dalam upaya memperebut kursi Wakil Gubernur DKI. Seperti diketahui, Gerindra menempatkan kadernya, Ahmad Riza Patria sebagai cawagub DKI.
Menurut Andi, dengan sikap politik seperti itu sulit Demokrat berkawan koalisi dengan PDIP-Gerindra. "Perang pertama dimulai pemilihah Cawagub DKI. Tidak mungkin Demokrat mendukung koalisi Gerindra dan PDIP," ujar Andi.
Cek Ombak 2024
Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menganalisis bisa saja kemungkinan PDIP-Gerindra menjalin koalisi di Pilpres 2024. Sebab, dari arah politiknya, Gerindra memang merajut kemesraan dengan PDIP.
"Hal biasa jka PDIP-Gerindra lengket, mesra. Aroma itu terlihat sejak pasca Pilpres 2019. Di mana Prabowo-Mega sering ketemu dan ujungnya Gerindra jadi koalisi Jokowi," tutur Ujang.
Bahkan, ia menilai PDIP-Geridra juga sudah melempar ke publik terkait potensi duet Prabowo-Puan di Pilpres 2024. Adanya survei tertentu memperlihatkan gejala tersebut. “Sudah mulai cek ombak untuk memunculkan Prabowo-Puan di pilpres mendatang,” sebut Ujang.
Terkait peta persaingan kursi Wagub DKI, ia juga memprediksi Gerindra punya keuntungan. Masuknya Gerindra ke koalisi pemerintahan dinilai jadi keuntungan Riza Patria merangkul suara DPRD DKI ketimbang cawagub dari PKS, Nurmansjah Lubis.
“Gerindra dan PDIP akan bersatu untuk menggoal-kan Ahmad Riza Patria,” tuturnya.(vn)