GELORA.CO - Dongeng soal harta Nusantara yang tersimpan di bank Swiss kembali makan korban. Sebenarnya ini adalah tipuan klasik namun masih saja mampu membuat banyak orang gelap mata.
Yang paling baru, dongeng tipu-tipu soal harta dari Swiss itu digunakan oleh Keraton Agung Sejagat. Kerajaan dengan Toto Santosa sebagai rajanya itu ada di Purworejo, Jawa Tengah, tapi bercabang sampai ke daerah lain.
Keraton Agung Sejagat mengumpulkan duit dari orang-orang yang menjadi korbannya. Salah satu korbannya menjelaskan perihal adanya narasi lawas soal harta yang tersimpan di Bank Swiss.
Dongeng bohong itu mirip-mirip dengan yang sudah populer terdengar sebelumnya. Isinya adalah para raja di Nusantara hingga kekayaan era Presiden Sukarno disimpan di bank di Swiss. Untuk mencairkan harta itu, orang-orang harus menyetor sejumlah uang kepada pihak pemberi janji. Ini adalah modus penipuan.
Korban Keraton Agung Sejagat memberi kesaksian. Korban itu bernama Sudadi, warga Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dia dan empat orang dari Kulon Progo pernah diundang ke Purworejo untuk mencairkan dana kesejahteraan dari Swiss.
Sudadi akhirnya datang ke Purworejo memenuhi undangan itu. Bukannya dana dari Swiss yang cair, saat itu justru dia diminta membayar Rp 2 juta untuk membeli baju seragam kebesaran keraton. Baju seragam itu lengkap dengan celana panjang, topi, pangkat, tanda kehormatan hingga sabuk. Dia datang hanya meramaikan kirab saja, bukan mendapat dana yang dicairkan dari Swiss.
"Saya itu belum pernah mendapatkan gaji, yang ada malah rugi. Dari sewa mobil, membayar iuran dan beberapa pengeluaran lain," tutur mantan kepala desa ini, di rumahnya, Desa Plumbon, Kecamatan Temon, Kulon Progo, Kamis (16/1).
Polisi menilai Keraton Agung Sejagat ini meresahkan masyarakat. Pelakunya dijerat dengan Pasal 378 KUHP tentang penipuan.
Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN) angkat bicara perihal kisah klasik untuk penipuan ini. Ketua Umum FSKN Pangeran Raja Adipati (PRA) Arief Natadiningrat telah menegaskan cerita-cerita soal harta di Bank Swiss adalah hoax belaka. Keraton Agung Sejagat menyebarkan kebohongan yang menimbulkan keresahan masyarakat.
Pertama, dia mengaku memiliki sejarah. Tetapi kenyataannya tidak nyambung sejarahnya. Kedua, mengiming-imingi ada uang di bank yang ada di Swiss. Ini bohong. Mereka menyebarkan kebohongan," tutur PRA Arief Natadiningrat diwawancari di Keraton Kasepuhan Cirebon, Jawa Barat.
Dewan Pakar FSKN, Anna Mariana, mengingatkan agar masyarakat selalu waspada. Dongeng ini kadang juga dilengkapi surat-surat berstempel macam-macam supaya calon korban yakin, dongeng harta nasional yang tersimpan di Swiss itu benar adanya.
Tercatat, dongeng ini digunakan dalam kasus penipuan Achmad Zaini di Tasikmalaya, Kerajaan Ubur-ubur di Serang Banten, kasus penipuan terkait Ratna Sarumpaet, hingga yang terbaru adalah kasus Keraton Agung Sejagat.
"Masyarakat harus waspada dan hati-hati, tidak mudah tergiur dan mempercayai berita-berita soal hal tersebut," kata Anna Mariana.(dtk)