Virus Corona Picu Rasisme di Eropa, “Awas Ada Orang Cina Mendekat”

Virus Corona Picu Rasisme di Eropa, “Awas Ada Orang Cina Mendekat”

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Virus Corona membuat warga keturunan Cina di Eropa pusing tujuh keliling, mereka dipandang jijik oleh warga kulit putih, dinilai penyebab virus. Sentimen rasisme pun melanda bagi mereka yang bermata sipit.

Warga keturunan Tionghoa menceritakan kepada BBC News, Kamis(30/1), di Prancis dan Kanada mereka mengalami perlakuan rasis di tengah merebaknya wabah virus corona.

Di Prancis melalui medsos mereka menaikkan tagar JeNeSuisPasUnVirus (saya bukan virus) sedangkan di Kanada, restoran Cina menjadi sasaran serangan netizen.

Saat ini, di China telah terjadi 7.000 kasus infeksi virus corona dan 170 orang meninggal. Di Prancis, empat kasus sudah dipastikan, sedangkan di Kanada ada tiga kasus.

Di Prancis warga keturunan Tionghoa sempat marah ketika surat kabar lokal Le Courier Picard memajang berita di halaman utama “Alerte jaune” (Waspadai si Kuning) dan “Le péril jaune?” (Bahaya si Kuning?), dilengkapi foto perempuan Cina memakai masker pelindung.

Surat kabar kemudian bergegas minta maaf, menyatakan mereka tak bermaksud menggunakan “stereotip buruk Asia”.

Stéphane Nivet, kepada Licra (Liga internasional anti rasisme dan anti-semitisme), mengatakan tak akan ada surat kabar berani memakai judul berita “Waspada Hitam” menandakan memang ada masalah rasisme di situ.

Seiring menyebarnya tagar, seorang perempuan di kota Colmar, Cathy Tran, menyatakan ketika ia berangkat kerja ia sempat mendengar dua pria mengatakan, “Awas. Ada perempuan Cina ke arah kita.”

“Ketika sedang pulang kerja, seorang pria naik skuter melewati saya sambil berseru agar saya memakai masker,” kata Cathy kepada BBC.

Lou Chengwang juga bercuit di Twitter: “Saya orang China dan saya bukan virus! Saya tahu kita semua takut pada virus, tapi mohon jangan pelihara prasangka buruk.”

Prancis berencana untuk mengirim pesawat ke Wuhan hari Kamis (30/01) untuk mengevakuasi sekitar 250 orang, termasuk warga Uni Eropa non-Prancis.

Kasus keempat di Prancis disebut-sebut menimpa seorang turis China usia lanjut yang sedang berlibur di Paris.

Shana Cheng, warga Paris keturunan campuran Vietnam-Kamboja, mengatakan dirinya juga dipermalukan oleh penumpang bus hari Ahad(26/01).

“Ada perempuan Cina! Dia bakal menulari kita. Dia harus pergi,” Shana mendengar seorang penumpang berkata begitu. Menurut Shana, orang-orang memandangnya “dengan muka jijik, seakan-akan ia virus”.(*)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita