GELORA.CO - Virus Corona bisa muncul dengan berbagai genom dan menyebabkan penyakit yang tak persis sama namun amat berbahaya bila tak ditangani segera penyebarannya. Sebenarnya virus Corona sebelum flu Wuhan yang menjadi perhatian global juga menyebabkan penyakit SARS dan MERS.
Pada kurun waktu 2012 hingga 2013, virus Corona yang menyebabkan penyakit Middle East respiratory syndrome (MERS) pertama kali dilaporkan ada di Arab Saudi tahun 2012. Hal tersebut juga diketahui dengan adanya penelitian yang dilakukan dokter asal Mesir di salah satu rumah sakit di Jeddah. Saat itu dokter Ali Mohamed Zaki curiga dengan virus jenis baru yang menyebabkan pasiennya yang berusia lansia mengalami pneumonia.
Hingga akhirnya diketahui bahwa virus itu adalah virus Corona genom baru dan kemudian setelah merebak dan diteliti diberikan nama MERS. Sementara pasien tersebut akhirnya dikabarkan meninggal dunia akibat penyakit itu sebagaimana dilansir laman The Guardian. Soal virus Corona itu pernah dipublikasikan di proMED.
Sejak tahun 2012 disebutkan ada 2.494 kasus MERS dengan angka kematian hingga 858 orang hingga November 2019. Kasus MERS kebanyakan ditemukan di Arab Saudi dan negara jazirah Arab lainnya. Pada saat itu orang-orang diimbau tak melakukan sentuhan dengan unta, menghindari memakan daging unta dan tak meminum susunya untuk sementara waktu.
Sementara lebih awal ada virus Corona yang genomnya menyebabkan Severe acute respiratory syndrome (SARS) yang diyakini menyebar awalnya melalui kelelawar. Disebut setidaknya ada 8.098 kasus dengan angka kematian lebih dari 700 orang yang sebagian besar di wilayah China,
Nama Corona sendiri berasal dari bahasa Latin yang berarti mahkota. Bila virus itu diobservasi lewat mikroskop maka bentuknya seperti mahkota. Banyak bentuk virus Corona apalagi jika virus tersebut bisa bermutasi. Saat ini virus Corona kembali mewabah yang dimulai dari Wuhan, China. Genom baru ini sudah menewaskan 170 orang sejak diidentifikasi pada Desember 2019 lalu. Vaksinnya sedang berusaha ditemukan.(*)