GELORA.CO - Virus Corona terus menyebar ke berbagai penjuru dunia. Teror virus mematikan ini, kian hari kian ngeri saja. Tidak hanya melahap nyawa manusia, virus ini juga membuat orang harus kehilangan jabatan.
Sebagaimana diketahui, mulanya virus baru yang memiliki nama novel coronavirus (nCov-2019) ini mewabah di Wuhan, China. Lalu, perlahan-lahan keluar dari Negeri Tirai Bambu itu dan menyebar ke berbagai negara.
Wabah virus Corona juga ini telah menyebar ke sedikitnya 19 negara, termasuk Thailand hingga Amerika Serikat (AS), yang sudah mengkonfirmasi enam kasus. Belum ada laporan korban tewas dari luar wilayah China.
Data terakhir dari Komisi Kesehatan Nasional China mengkonfirmasi 213 orang tewas akibat virus Corona di berbagai wilayah China. Sekitar 204 korban di antaranya tewas di Provinsi Hubei yang terkena dampak virus Corona paling parah. Sejauh ini, total 9.692 kasus Coronavirus terkonfirmasi di daratan utama China, dengan sebagian besar kasus ada di Wuhan dan Provinsi Hubei.
Melihat kasus wabah Corona yang terus bertambah, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kemudian menyatakan wabah virus Corona sebagai situasi darurat global atau Public Health Emergency of International Concern.
"Alasan utama dari deklarasi ini bukan karena apa yang terjadi di China, tetapi karena keadaan di negara-negara lain," sebut petinggi WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dilansir dari AFP, Jumat (31/1/2020).
WHO mendefinisikan Situasi Darurat Global sebagai peristiwa luar biasa yang berisiko mengancam kesehatan masyarakat negara lain melalui penularan penyakit lintas batas negara sehingga membutuhkan tanggapan internasional yang terkoordinasi.
Deklarasi ini adalah penetapan kelima yang dilakukan WHO setelah wabah 'flu babi' H1N1 pada 2009, virus polio pada 2014, wabah Ebola Afrika Barat 2014, Zika Afrika 2015 hingga 2016, serta, setelah melalui banyak pertimbangan, wabah Ebola di Kivu, Republik Demokratik Kongo tahun 2018.
Hilang Jabatan Gara-gara Corona
Ternyata bukan hanya kehidupan saja yang bisa hilang akibat Corona, virus ini juga berimbas pada jabatan. Otoritas China telah memecat kepala dinas kesehatan di sebuah kota dekat Wuhan, pusat wabah virus Corona yang telah menewaskan 213 orang itu. Pemecatan dilakukan setelah pejabat kesehatan tersebut memicu kemarahan publik lantaran tak bisa menjawab pertanyaan dasar terkait wabah Coronavirus.
Sebelum pemecatan, Tang Zhihong yang memimpin dinas kesehatan di Kota Huanggang, terlihat di televisi pemerintah pada Kamis (30/1) waktu setempat. Kota Huanggang di dekat Wuhan tersebut, telah melaporkan hampir 500 kasus virus Corona dengan 12 korban jiwa.
Saat itu, Tang ditanyai oleh tim inspeksi pemerintah pusat dan seorang reporter mengenai hal-hal seperti berapa banyak orang yang bisa ditangani oleh sebuah rumah sakit tertentu. Namun pejabat kesehatan senior tersebut tak bisa menjawabnya.
"Saya tidak tahu, saya tidak jelas," ujar Tang ketika ditanya berapa banyak pasien yang dirawat di rumah sakit tersebut, seperti dilansir kantor berita Reuters, Jumat (31/1/2020).
"Saya cuma tahu berapa banyak tempat tidur di sana. Jangan tanya saya berapa banyak orang yang sedang dirawat," imbuh perempuan tersebut.
Beberapa jam kemudian, dalam sebuah pernyataan singkat, dinas kesehatan Kota Huanggang menyatakan bahwa Tang telah diberhentikan dari jabatannya. Namun tidak disebutkan lebih detail mengenai pemecatan tersebut.
Indonesia Evakuasi WNI di Wuhan
Berbagai negara tak tinggal diam ketika ada warganya yang terjebak di Wuhan, Hubei, tempat di mana virus itu mewabah. Indonesia, termasuk salah satu negara yang akan mengevakuasi warganya. Para WNI akan dijemput menggunakan maskapai Batik Air.
"Benar Batik pesawat A 330," kata Presiden Direktur Lion Air Grup, Edward Sirait saat dimintai konfirmasi, Jumat (31/1/2020).
Edward tak menjelaskan detail operasi keberangkatan. Dia masih menunggu perkembangan lebih lanjut hingga hari Sabtu.
"Untuk operasinya seperti apa kami masih menunggu," ujar Edward.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi mengatakan proses evakuasi WNI yang tertahan di Provinsi Hubei, China, akibat wabah virus Corona telah memasuki tahap akhir. Pesawat akan diberangkatkan ke lokasi dalam waktu kurang dari sehari.
"Pagi ini saya telah bertemu dengan Duta Besar RRT di Jakarta, beliau telah menyampaikan clearance pendaratan dan pergerakan pesawat untuk evakuasi WNI dari Provinsi Hubei. Dalam kaitan ini kami ingin menyampaikan apresiasi kita atas kerja sama yang telah diberikan oleh pemerintah RRT, keberangkatan pesawat penjemput bersama dengan tim akan dilakukan dalam waktu kurang dari 24 jam," kata Retno di kantor Kemlu, Jalan Pejambon, Jakarta Pusat, Jumat (31/1).(dtk)