GELORA.CO - Turis China ditolak oleh sejumlah negara. Penolakan itu sebagai upaya mengantisipasi penyebaran virus Corona yang sudah menewaskan ratusan orang.
Kasus penolakan itu salah satunya terjadi di Indonesia, tepatnya di Sumatera Barat. Warga menolak 150 turis asal China yang menyambangi wilayah tersebut. Buntutnya, para pelancong asal Negeri Tirai Bambu tersebut batal mengunjungi sejumlah lokasi wisata di Sumatera Barat.
Turis asal Kota Kunming, Provinsi Yunan, China, itu sejatinya akan berwisata selama lima hari ke Pariaman, Bukittinggi, Tanah Datar, Padang, dan Kawasan Mandeh itu di bandara. Namun, warga memprotes kehadiran mereka di Sumatera Barat.
Dibatalkan, sesuai dengan kesepakatan antara travel agent dan kita selaku pemerintah Tanah Datar," kata Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispota) Kabupaten Tanah Datar Abdul Hakim kepada wartawan, Senin (27/1).
Selain Indonesia, kasus penolakan terhadap turis China terjadi di Malaysia. Penolakan terjadi setelah pemerintah Malaysia menghentikan sementara pemberian visa bagi warga negara China yang berasal dari Wuhan. Kebijakan itu menyusul adanya empat turis asal Wuhan yang masuk ke Malaysia untuk liburan via negara tetangga, Singapura, yang terjangkit virus mematikan itu.
Lalu, pada 28 Januari 2020, 14 turis asal Wuhan, Hubei, China, dipulangkan setiba di Bandara Internasional Kuala Lumpur pada Selasa (28/1) lalu. Mereka dilarang masuk setelah Departemen Imigrasi Malaysia mengetahui bahwa mereka berasal dari Wuhan, yang menjadi tempat asal wabah virus Corona.
"Saya telah diberi tahu bahwa pada Selasa (28 Januari), 14 penumpang dari Wuhan mendarat di Bandara Internasional Kuala Lumpur. Mereka kemudian dilarang masuk dan telah dipulangkan," kata Menteri Dalam Negeri Malaysia Muhyiddin Yassin dalam konferensi pers hari ini seperti dilansir media Malaysia, The Star, Kamis (30/1/2020).
Penolakan berikutnya terjadi di Hakone, Jepang. Sebuah toko di kota itu melarang turis China masuk ke tempatnya sebagai upaya melindungi diri dari virus Corona.
Larangan itu ditulis dalam bahasa Mandarin dan dipasang di bagian depan toko di tengah menyebarnya wabah virus Corona baru. Sang pemilik toko di kota kolam air panas yang terkenal di distrik Yumoto, Kanagawa, itu menuturkan kepada wartawan setempat bahwa dirinya memasang papan larangan itu sejak 17 Januari lalu atau sehari setelah pemerintah Jepang mengumumkan kasus pertama virus Corona baru atau yang disebut sebagai 2019-nCoV, di Kanagawa.
"Turis-turis China yang berperilaku buruk telah membuat masalah di toko saya," ucap pemilik toko itu, yang tidak disebut namanya, seperti dikutip situs berita lokal, Asahi Shimbun.
"Saya ingin melindungi diri saya dari virus Corona. Saya tidak ingin turis-turis China masuk," tegasnya.(dtk)