Terbesar Dalam Sejarah, Krakatau Steel Terlilit Utang 40 T Malah Dapat Keringanan 27 T

Terbesar Dalam Sejarah, Krakatau Steel Terlilit Utang 40 T Malah Dapat Keringanan 27 T

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Krakatau Steel (KS) mendapat keringanan utang atau menyelesaikan proses restrukturisasi utang senilai 2 miliar dolar atau setara Rp 27,22 triliun (asumsi kurs Rp 13.611) . Dengan begitu, total beban utang selama sembilan tahun dapat diturunkan secara signifikan dari 847 juta dolar menjadi 466 juta dolar.

Penghematan biaya juga bisa didapatkan Krakatau Steel dari restrukturisasi utang selama 9 tahun tersebut yaitu sebesar 685 juta dolar. Proyek restrukturisasi ini berlangsung selama sembilan tahun, dari 2019-2027. Dalam jangka panjang ini, diharapkan operasi perusahaan menjadi lebih baik.

Ini adalah restrukturisasi terbesar dalam sejarah Indonesia. Kondisi perusahan baja nasional itu sedang terlilit utang hingga Rp40 triliun, dan merupakan utang terbesar dalam sejarah KS.

Lalu mengapa KS bisa memiliki utang sebesar itu?
Utang timbul dari kebutuhan dana untuk menutupi investasi perusahaan di masa lampau. Namun, investasi tersebut ternyata tak menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.

Direktur Utama PT Krakatau Steel, Silmy Karim, mengatakan ada pembayaran utang dengan berutang lagi.

"Jadi kalau ditanya utang buat apa, ya satu buat investasi, tetapi investasi tersebut tak menghasilkan tambahan penjualan dan juga keuntungan. Kemudian ada pembayaran utang menggunakan utang. Mismatch lah," kata Silmy di Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Selasa (28/1).

Silmy menjelaskan, hal itu membuat neraca keuangan perusahaan menjadi berat dan utang kian menumpuk. Begitu pula yang terjadi selama 10 tahun belakangan. Mengenai kapan akumulasi utang tersebut, tidak dijelaskan Silmy.

Silmy menjelaskan, kebutuhan investasi perusahaan yang dimaksudkan mayoritas berasal dari investasi pembangunan pabrik blast furnace yang disinyalir nilainya mencapai Rp 10 triliun.

Ternyata biaya pengoperasian pabrik tersebut sangat tinggi. Sehingga saat pembangunan selesai, pabrik malah tidak beroperasi. Selain itu, terdapat kebutuhan investasi lainnya dengan nilai mencapai kisaran Rp 3-5 triliun.

Menteri BUMN Erick Thohir menyebutkan restrukturisasi utang dengan jumlah tersebut menjadi nilai restrukturisasi terbesar yang pernah dilakukan di Indonesia.

Ia pun mewanti-wanti seluruh jajaran direksi dan komisaris PT Krakatau Steel (Persero) Tbk agar tidak lagi jatuh pada jeratan utang yang melilit sejak belasan tahun. Ia juga akan mencopot seluruh direksi perusahaan pelat merah itu bila kedapatan masih tak becus membenahi keuangan di tubuh perseroan tersebut.

"Saya dukung Pak Dirut (Silmy Karim), direksi dan komisaris selama ke arah yang benar tentu kita dukung. Kalau nggak, saya setop (copot)," ujar Erick saat menghadiri penyelesaian restrukturisasi utang KRAS, di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (28/1).[rmol]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita