Tafsir-tafsir di Balik Sindiran Jokowi ke Ahok

Tafsir-tafsir di Balik Sindiran Jokowi ke Ahok

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Nama Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mendadak disebut-sebut oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) karena tidak hadir di acara Imlek Nasional. Adakah makna tersendiri dari sindiran itu?
Sindiran itu disampaikan di tengah pidato Jokowi saat acara Imlek Nasional di ICE BSD City, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (30/1/2020). Awalnya, Jokowi menyebut nama Nathania Purnama, anak kedua Ahok dari pernikahan terdahulunya dengan Veronica Tan. Ternyata, Nathania menjadi pemain orkestra di acara itu.

"Saya dengar yang di orkestra ada Nia ya. Ada Nia? Nia ini putrinya Pak Ahok dan Bu Vero," ucap Jokowi.

Nathania yang hadir lalu berdiri dari kursinya. Jokowi lalu melanjutkan pidatonya dengan tetap menyinggung Ahok. Dia menyebut Ahok, yang pernah menjadi wakilnya di DKI Jakarta, sebagai teman baik. Sayangnya, Ahok tidak hadir di perayaan Imlek itu.

"Teman baik saya Pak Ahok. Tapi nggak dateng, setelah jadi Komut Pertamina nggak dateng," ujar Jokowi sambil geleng-geleng kepala sembari tersenyum.

Jokowi kembali menyinggung soal Ahok saat berdialog dengan peserta acara Imlek Nasional bernama Jokowi. Menurutnya, wajah pria itu mirip Ahok.

Ada sejumlah tafsir dari sindiran Jokowi itu. Berikut rangkumannya:

Jokowi Beri Peringatan ke Ahok?

Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menilai ucapan Jokowi itu adalah kode untuk Ahok. Dia berpendapat, mungkin saja Jokowi kini mulai beranggapan bahwa Ahok sudah lupa kepadanya setelah diberi jabatan.

"Itu peringatan atau kode untuk Ahok. Mungkin dulu Ahok minta ke Jokowi agar bisa jadi Komut Pertamina. Tapi ketika sudah jadi lupa. Datang di acara tersebut pun tidak. Artinya, bisa saja Ahok dianggap sudah lupa dan tak menghormati Jokowi," kata Ujang kepada wartawan.

Meskipun ucapan itu disampaikan dengan nada yang santai dan sarat akan canda, Ujang mengatakan itu peringatan ringan. Menurutnya, cara seperti itu memang lumrah dilakukan orang Jawa seperti Jokowi.

"Ya. Peringatan ringan. Orang Jawa seperti Jokowi itu walaupun pelan atau halus memperingatkan dengan cara guyonan. Tapi memiliki makna yang dalam. Maknanya itu peringatan. Kalau sudah jadi, ya, jangan lupa sama teman," tutur Ujang.

Dia lantas menyoroti nama Ahok yang berulang kali disebut Jokowi, dari sapaannya ke anak Ahok hingga ke peserta acara yang mirip Ahok. Baginya, itu pertanda bahwa Jokowi tersinggung.

"Kalau diulang-ulang, itu artinya memang Jokowi merasa tersinggung karena Ahok tak datang," ungkapnya.

Jokowi Nyinyir dan Kecewa?

Pakar ekspresi Handoko Gani mencoba menganalisis ekspresi Jokowi saat menyebut nama Ahok. Handoko merupakan satu-satunya trainer Interview dan Analisis Perilaku (Human Lie Detector) dari latar belakang sipil yang memiliki otoritas penggunaan alat layered voice analysis (LVA). Berdasarkan analisis dengan alat LVA, ekspresi Jokowi mengandung kenyinyiran.

"Bapak Jokowi nyinyir namun juga kecewa. Terlihat ada 2 alis mata yang Naik (FACS AU 1+3E) dan bibir dengan gerakan FACS AU 12D + L14C + AU17C," kata Handoko kepada wartawan.

Selain itu, Handoko menemukan unsur kesedihan dalam ekspresi wajah Jokowi. Hal ini bisa dilihat dari gerak mata dan bibir Jokowi.

"Sebelum itu, terlihat ekspresi alis mata yang dominan di ujung atau atas pangkal hidung (AU 1B + 3D) dengan kondisi mata nutup lihat ke arah bawah. Dengan bibir yang turun (AU 12C + 15B). Ini menunjukkan ekspresi sedih," ujarnya.

Jokowi Tunjukkan Kedekatan?

Peneliti politik dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes, mengatakan tak ada yang spesial ketika Jokowi menyinggung absennya Ahok. Dia menyebut itu komunikasi biasa saja.

"Saya kira, itu cuma sekadar komunikasi biasa saja. Pak Ahok kebetulan tidak di situ, terus Pak Jokowi heran. Kalau untuk kode-kode politik, saya kira move politik Pak Jokowi untuk Pak Ahok kan sudah selesai. Pak Ahok sudah dapat kursi Komut," kata Arya kepada wartawan.

Sedangkan ucapan Jokowi yang berulang kali menyebut nama Ahok ia nilai sebagai tanda kedekatan Jokowi-Ahok. Apalagi, lanjutnya, acara imlek ini memang konteksnya pas dengan Ahok yang merupakan orang Tionghoa.

"Ya ini kan menunjukkan Pak Jokowi itu dari dulu sudah dekat dengan Pak Ahok, dari zaman masih jadi gubernur. Nah, ini acaranya kan Imlek, jadi pas sama Pak Ahok yang Tionghoa," ucapnya.(dtk)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita