GELORA.CO - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyebut ada insiden kesalahpahaman saat tim operasi tangkap tangan (OTT) berada di kompleks Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) hingga anggota diminta tes urine.
Polri menerangkan duduk persoalan terkait tim OTT KPK di PTIK.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Argo Yuwono mengatakan area PTIK dikelola kepolisian.
Karena itu, tamu yang datang akan diperiksa sesuai dengan prosedur.
"Ada yang jaga. Mungkin juga ada pagar yang membatasi biar jangan sampai ada orang-orang tidak bertanggung jawab bisa masuk. Nanti bisa mencuri, bisa apa, dan sebagainya," kata Argo Yuwono kepada wartawan seperti melansir detik.com.
Argo menjelaskan anggota tim OTT KPK mulanya memang ditanyai perihal identitasnya. Setelah dimintai keterangan, penyidik KPK dijemput Direktur Penyelidikan KPK.
"Nggak masalah itu namanya kesatrian. Namanya orang tidak dikenal masuk, kita cek nggak masalah. Ada SOP-nya," lanjut Argo.
KPK sebelumnya menjelaskan mengenai kabar timnya yang tertahan di PTIK untuk melakukan operasi tangkap tangan (OTT).
Kabar yang beredar itu menyebutkan tim itu akan menjerat Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto terkait OTT terhadap komisioner KPU Wahyu Setiawan.
Dari informasi yang beredar, Hasto berada di PTIK untuk `sembunyi` dari kejaran tim KPK. Namun KPK menyebut ada kesalahpahaman.
"Saya sudah jelaskan tadi ke pimpinan karena hanya kesalahpahaman saja. Jadi memang saat itu petugas kami ada di sana (PTIK) untuk melaksanakan di masjid, salat. Kemudian di sana ada pengamanan sterilisasi tempat," kata Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri di kantornya, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Kamis (9/1).
Sementara itu, Hasto menepis berada di PTIK. "Eee... Tidak," kata Hasto.
Dia mengaku sedang ada kegiatan untuk persiapan Rakernas PDIP saat OTT KPK berlangsung.[ljc]