GELORA.CO - Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kembali bersuara soal permasalahan keuangan PT Asuransi Jiwasraya. SBY mengaku tak terusik oleh pernyataan yang menyebut masalah Jiwasraya sudah ada sejak 10 tahun lalu, termasuk pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Hal itu disampaikan SBY dalam tulisannya yang diunggah di Facebook resminya. SBY bercerita dirinya sempat tak berkomentar apa pun terkait masalah Jiwasraya. Barulah ketika dia tahu masalah ini diperkirakan merugikan negara Rp 13 triliun, SBY tertarik mengikuti perkembangan kasus ini.
"Ketika Presiden Jokowi mengeluarkan pernyataan bahwa permasalahan Jiwasraya sudah terjadi sejak 10 tahun lalu, saya pun tak merasa terusik. Tesis saya, untung-rugi dalam dunia bisnis bisa saja terjadi. Kalau mengetahui kondisi keuangannya tak sehat, korporat tentu segera melakukan langkah-langkah perbaikan," kata SBY.
SBY juga menyinggung pernyataan BUMN soal masalah Jiwasraya. Menurut SBY, selama menjabat presiden, dirinya tak pernah mendapat laporan soal masalah Jiwasraya.
"Bahkan ketika beberapa saat kemudian, Kementerian BUMN secara eksplisit mengatakan bahwa masalah Jiwasraya bermula di tahun 2006, saya juga tak merasa terganggu. Apalagi, di tahun 2006 dulu saya tak pernah dilapori bahwa terjadi krisis keuangan yang serius di PT Jiwasraya," ucap SBY.
Ketua Umum Partai Demokrat itu lantas menyoroti upaya pembentukan opini terkait Jiwasraya. SBY bertanya-tanya.
"Namun, ketika mulai dibangun opini, dan makin kencang, bahwa seolah tidak ada kesalahan pada masa pemerintahan sekarang ini, dan yang salah adalah pemerintahan SBY, saya mulai bertanya... apa yang terjadi? Kenapa isunya dibelokkan?" ucap SBY.
"Kenapa dengan cepat dan mudah menyalahkan pemerintahan saya lagi? Padahal, saya tahu bahwa krisis besar, atau jebolnya keuangan Jiwasraya ini terjadi 3 tahun terakhir. Karenanya, di hadapan staf dan beberapa tamu saya di rumah yang merasa tidak terima jika lagi-lagi saya yang disalahkan, saya sampaikan komentar ringan saya. Intinya, kalau memang tak satu pun di negeri ini yang merasa bersalah dan tak ada pula yang mau bertanggung jawab, ya salahkan saja masa lampau," imbuh dia.(dtk)