GELORA.CO - Fraksi PPP DPR RI menilai Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), terbawa perasaan karena menyebut ada dua menteri yang hendak dijatuhkan melalui Pansus Jiwasraya. Sekretaris Fraksi PPP DPR, Achmad Baidowi (Awiek) heran dengan pernyataan SBY.
"(SBY) Terlalu terbawa situasi dan perasaan. Lah sekarang yang masih ngebet ingin membentuk pansus siapa? Dan Komisi VI sudah membentuk panja yang mana Fraksi Demokrat belum kirimkan nama dengan harapan tetap ada pansus," kata Awiek kepada wartawan, Senin (27/1/2020).
Awiek kemudian mempertanyakan maksud SBY mengungkapkan hal tersebut. Wasekjen PPP itu juga balik bertanya ke Presiden ke-6 RI itu, fraksi mana yang ingin polemik Jiwasraya diselidiki oleh pansus.
"Pertanyaan awamnya, apakah SBY sedang menggiring opini bahwa yang ngebet membentuk pansus adalah yang menargetkan orang-orang tertentu agar tersingkir? Kalau demikian, siapakah fraksi yang menginginkan pansus? Lebih tegas lagi, kalau menyebut saja siapa dan fraksi apa yang menarget orang-orang tertentu melalui pansus agar tidak menjadi isu politik murahan," paparnya.
Dia meminta SBY tidak melempar isu. Sebab, menurut Awiek, isu yang diembuskan SBY seperti berbalik ke Demokrat sendiri.
"Ya jangan seperti menunjuk ke arah orang lain. Satu jari menunjuk ke orang lain, tiga jari menunjuk diri sendiri," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, lewat tulisan panjang di akun Facebook resminya, SBY memberikan pandangannya terkait permasalahan PT Asuransi Jiwasraya. SBY mendengar ada niat menjatuhkan sejumlah tokoh lewat parlemen dengan menggunakan isu Jiwasraya.
Ketum Demokrat itu mengaku menelisik lebih dalam alasan orang-orang yang semula menginginkan pansus untuk menyelidiki masalah Jiwasraya. Dia amat kaget mendengar alasan tersebut.
Ketika saya gali lebih lanjut mengapa ada pihak yang semula ingin ada Pansus, saya lebih terperanjat lagi. Alasannya sungguh membuat saya 'geleng kepala'. Katanya... untuk menjatuhkan sejumlah tokoh," ucap SBY.
"Ada yang 'dibidik dan harus jatuh' dalam kasus Jiwasraya ini. Menteri BUMN yang lama, Rini Sumarno harus kena. Menteri yang sekarang Erick Thohir harus diganti. Menteri Keuangan Sri Mulyani harus bertanggung jawab. Presiden Jokowi juga harus dikaitkan," imbuh dia.(dtk)