GELORA.CO - Warga Kampung Dangdeur, RT 3/8, Desa Rende, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat (KBB) saat ini merasa resah dengan adanya proyek pembangunan terowongan Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).
Pasalnya, proyek nasional tersebut diduga telah menyebabkan sekitar 40 rumah warga retak-retak dan menyebabkan adanya sebuah lobang atau tanah ambles sedalam 15 meter dengan diameter 15 meter.
Pantauan Tribun Jabar, Selasa (7/1/2020), lobang yang tiba-tiba muncul atau tanah ambles itu berada diatas terowongan dan lokasinya berjarak sekitar 100 meter dengan pemukiman warga setempat.
Warga saat menunjukkan rumahnya yang retak, di Kampung Dangdeur, RT 3/8, Desa Rende, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Selasa (7/1/2020). |
Saat ini, lobang atau tanah yang menganga tersebut sudah mulai ditimbun kembali dan tanahnya ditutup dengan terpal dan diberi garis pembatas sehingga lobang itu sudah tidak terlihat.
Menurut warga setempat Sopian (46), adanya lobang yang cukup besar itu karena tanahnya tidak kuat menahan debit air saat hujan deras turun beberapa hari lalu.
"Rencananya akan dibangun terowongan kereta cepat sepanjang 1 kilometer, tapi keburu amblas pas tahun baru kemarin," ujarnya saat ditemui di rumahnya.
Ia mengatakan, kejadian amblasnya tanah itu pertama kali disaksikan oleh warga lainnya yang melintas di punggungan bukit sekitar pukul 16.30 WIB.
Tanah ambles di dekat proyek KCIC yang sudah ditimbun kembali, kawasan Kampung Dangdeur, RT 3/8, Desa Rende, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat (KBB), |
Saat kejadian itu, pohon kayu dan tumbuhan yang lainnya perlahan-lahan terlihat semakin pendek, setelah itu, tiba-tiba tanah menjadi amblas dan menyisakan lubang.
"Pohon Jaran yang memiliki tinggi sekitar 4 meter itu tak kelihatan lagi batang pohonnya," kata dia.
Berdasarkan informasi, lanjut dia, ada pengecoran terowongan di bawah tanah tersebut dari KCIC, bahkan pekerja proyek langsung melihat ke rumah warga.
"Itu untuk melihat kemungkinan adanya kerusakan," ucapnya.
Warga lainnya, Nandang (42), mengaku khawatir jika muncul kembali lubang susulan atau tanah amblas karena rumah warga cukup dekat dengan proyek tersebut.
"Kalau rasa khawatir ada, tapi katanya kalau ada apa-apa bakal diganti," ujarnya.(*)