Pengamat: Sandi Lebih Moncer Dibanding Prabowo

Pengamat: Sandi Lebih Moncer Dibanding Prabowo

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Pengamat politik Adi Prayitno menilai Sandiaga Salahudin Uno lebih berpeluang moncer di Pemilihan Presiden 2024 dibanding Prabowo Subianto. Pada 2019, keduanya diketahui maju berpasangan sebagai calon presiden dan calon wakil presiden.

Adi mengakui, sampai saat ini hasil sejumlah survei menempatkan elektabilitas Prabowo masih di atas Sandi. Secara umum urutannya, Joko Widodo di urutan pertama, Prabowo, Megawati Soekarnoputri, Anies Baswedan dan Sandiaga Salahudin Uno.

Dari lima nama tersebut, Jokowi tidak dapat maju kembali. Kemudian Mega, diprediksi tetap akan memilih di belakang layar, seperti di Pemilu 2014 dan 2019. Sementara Prabowo, dinilai momentumnya untuk maju kembali di Pilpres 2024 sudah lewat.

"Memang kecenderungannya Prabowo masih di atas Anies dan Sandi. Tetapi kan orang tahu 2024 itu bukan momentum Prabowo lagi. Kalau sampai saat ini masih lebih tinggi dari Anies atau Sandi, tetapi sepertinya sudah mentok," ujar Adi, Senin (27/1)

Menurut Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia ini, momentum berperan penting dalam politik. Selain itu, usia juga berpengaruh. Ketua umum DPP Partai Gerindra itu juga diketahui sudah tiga kali mencoba ikut pemilu, namun selalu gagal.

"Prabowo kan sudah mencoba sekitar 15 tahun, maju tiga kali. Bahwa dia masih tinggi, iya, tetapi sepertinya enggak bisa dinaikkan lagi (angkanya)," ujar Adi.

Dosen di Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah ini membandingkan dengan Sandi. Selain masih muda, pendiri PT Saratoga Investama Sedaya ini disukai banyak kalangan. Bahkan, Presiden Joko Widodo yang menjadi lawan politiknya di Pilpres 2019 lalu, secara tak langsung mempromosikan Sandi. Jokowi menyebut Sandi calon pemimpin potensial di Pilpres 2024.

"Prabowo angka (perolehan suara di pemilu) sepertinya di situ-situ saja. Kalau Sandi saya kira masih bisa ditingkatkan lagi," kata Adi. (*)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita