GELORA.CO - Sorang pakar di pemerintahan China menyebut wabah virus corona bisa mencapai puncaknya dalam waktu sekitar 10 hari. Virus itu sendiri telah menewaskan 106 orang di China.
Dilansir dari AFP, Selasa (28/1/2020), virus corona baru yang telah menginfeksi ribuan orang di seluruh China itu memiliki kesamaan genetik dengan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), sebuah patogen yang menewaskan sekitar 650 orang di daratan dan Hong Kong pada tahun 2002-2003 lalu.
Virus baru itu pertama kali muncul pada awal Desember 2019 lalu di pusat kota Wuhan dan jumlah kasusnya telah melonjak dalam beberapa hari terakhir. Seorang ilmuwan terkenal di Komisi Kesehatan Nasional China, Zhong Nanshan, mengatakan bahwa wabah itu "tidak akan meningkat dalam skala besar".
"Saya percaya wabah virus itu akan mencapai puncaknya dalam seminggu atau sekitar sepuluh hari," kata Zhong.
Zhong mengatakan bahwa "tingkat kematian pasti akan terus turun", meskipun sejauh ini belum ada obat untuk virus tersebut, berkat teknologi dan upaya dari para peneliti dan pekerja medis.
Anggota panel ahli senior Komisi Kesehatan, Zeng Guang, mengatakan virus itu menyebar dengan cepat di Wuhan karena "mungkin ada banyak kasus ringan yang mirip dengan pilek biasa".
"'Pertempuran' Wuhan terjadi dalam situasi di mana tidak ada batas yang jelas antara kami dan 'musuh'," kata Zeng.
Lebih dari 50 juta orang telah dilarang bepergian di Wuhan dan kota-kota lain di Provinsi Hubei pascaisolasi yang dimulai pekan lalu sebagai upaya untuk menahan penyebaran virus. Pos pemeriksaan suhu tubuh pun telah disiapkan di stasiun kereta api dan bandara di seluruh negeri.
Ketua Komisi Kesehatan Nasional China, Ma Xiaowei, mengatakan pada Minggu (26/1) lalu bahwa virus itu "menular selama masa inkubasi," mendorong kekhawatiran bahwa orang tanpa gejala bisa menyebarkan penyakit tanpa terdeteksi. Zeng pun menilai virus baru ini lebih 'licik'.
Dibandingkan dengan SARS, virus corona baru lebih 'licik'," kata Zeng, yang juga merupakan Kepala Ahli Epidemiologi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China.
Namun demikian, Zeng percaya situasi akan membaik dengan munculnya cuaca yang lebih hangat, yang dinilainya "tidak kondusif untuk penyebaran penyakit pernapasan menular".(dtk)