GELORA.CO - Ekonom senior Dr. Rizal Ramli mengkritik kinerja pemerintah yang langsung tancap gas menarik utang pada awal 2020. Tidak tangung-tanggung, jumlahnya mencapai Rp 63,3 triliun.
Rizal memastikan, inilah alasan nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar AS.
"Penguatan rupiah hasil 'doping' pinjaman," ujar RR sapaan akrab Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur, lewat akun twitternya, Senin (13/1).
Menurut RR, kalau cara kerja pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan seperti ini, doyan utang, maka akan menambah masalah baru pada masa mendatang.
"Utang lagi utang lagi. Tabungan masalah baru, cerdasan dikit kek," tukasnya.
Pemerintah menarik utang pada awal 2020 sebesar Rp 63,3 triliun. Penarikan utang terdiri dari dua kali lelang Surat Utang Negara (SUN).
Pertama, lelang SUN rupiah dilakukan pada 7 Januari 2020 sebesar Rp 20 triliun.
Kedua, pamerintah telah melakukan transaksi penjualan SUN dalam dua mata uang asing. SUN mata uang asing tediri dari 1,2 miliar dolar AS atau Rp 16,8 triliun (kurs Rp 14.000), 800 juta dolar AS atau Rp 11,2 triliun, dan 1 miliar euro atau Rp 15,3 triliun (kurs Rp 15.300).[rmol]