GELORA.CO - Kejadian tak mengenakkan menimpa wartawan senior sekaligus pendiri Cek & Ricek, Ilham Bintang. Kartu SIM (SIM card) Indosat miliknya dibajak oleh oknum tak bertanggung jawab. Akibatnya, uang senilai ratusan juta rupiah di rekening banknya dikuras.
Kejadian ini berawal saat Ilham Bintang sedang berada di Sydney, Australia, Sabtu (4/1). Setibanya di bandara hendak menuju Melbourne, ia menyadari muncul tulisan 'SOS' dari ponselnya yang menggunakan nomor Indosat.
Padahal, dia sudah membeli paket roaming untuk digunakan sejak hari pertama di Sydney, 30 Desember 2019.
"Akibat yang timbul sejak penukaran kartu itu luar biasa besar. Rekening saya di Commonwealth Bank dibobol, sampai untuk menarik uang bilangan kecil saja pun tidak bisa lagi. Di kartu kredit BNI saya ada transaksi yang tidak saya lakukan kurun 4, 5, dan 6 Januari," jelas Ilham Bintang dalam status Facebook-nya, Sabtu (18/1).
kumparan telah diizinkan mengutip keterangannya.
Dua hari kemudian, Senin (6/1) siang, pihak Bank Commonwealth mengonfirmasi terjadi pembobolan rekeningnya. Ia juga dikirimi data penarikan uang selama 4-5 Januari.
"Pencuri menguras saldo saya dengan cara mentransfer ke hampir seratus rekening. Tidak masuk akal sama sekali. Menunjukkan betapa lemahnya pengawasan bank asing ini: hasil curian leluasa dilayani transfernya seperti membayar cara pay roll gaji karyawan," ungkap Ilham.
Ia pun lalu mengajukan protes ke pihak Bank Commonwealth. Tak sampai di situ, Ilham juga meminta stafnya untuk menelusuri kantor Indosat. Saat stafnya bertemu petugas Indosat, ia hanya diarahkan untuk mengganti SIM card-nya namun harus datang sendiri.
Ilham lalu mencoba menghubungi VIP Customer Care Indosat, Shavira. Usut punya usut, rupanya ada seorang pria yang mengaku sebagai Ilham Bintang datang ke gerai Indosat di Bintaro Jaya Xchange.
Pria yang kini belum diketahui identitasnya itu meminta mengganti SIM card dengan nomor 081680xxxx, yang kemudian dipenuhi petugas di gerai Indosat.
Penggantian SIM card ini juga dibenarkan oleh Shavira, dan terjadi pada Jumat (3/1) pukul 21.02. Namun, sayangnya, Ilham tidak mendapat penjelasan terkait mekanisme verifikasi dan validasi penggantian SIM card.
"Padahal, nomor kartu saya termasuk generasi awal, dipakai sejak tahun 1994," ucap dia.
Tak puas dengan jawaban yang didapatnya, Ilham meminta Shavira untuk menunjukkan rekaman CCTV di gerai Indosat Bintaro Jaya Xchange. Namun, setibanya dia di Jakarta Selasa (14/1) malam dari Australia, tak kunjung dapat jawaban.
Pada Rabu (15/1) pagi, Ilham langsung mengurus nomor lain miliknya ke Grapari Telkomsel di Rawa Belong, Jakarta Barat. Ia juga menceritakan pengalamannya saat mengurus SIM card di Grapari Telkomsel.
"Sekitar satu jam saya mengikuti proses verifikasi dan validasi oleh petugas bernama Agung. Sangat ketat. Minta KTP saya, lalu dia cocokkan itu dengan data di komputernya. Itu proses verifikasi. Cocok. Kemudian dia lanjutkan dengan proses validasi," jelas Ilham.
"Dia minta tiga nomor yang biasa saya berhubungan di sim card Telkomsel. Lulus. Kini validasi ketiga. Dia minta saya menyebutkan nama ibu kandung. Tentu lulus. Saya lalu diminta menandatangani formulir. Selesai," lanjutnya.
Ilham juga memperhatikan sekeliling kantor Grapari dan melihat beberapa CCTV terpasang. Ia cukup heran apakah petugas Indosat juga melakukan prosedur verifikasi dan validasi yang sama terhadap oknum yang mengaku sebagai Ilham Bintang.
Ingin kasus ini cepat tuntas, ia menunjuk Elza Syarief sebagai kuasa hukumnya untuk mengusut kasus ini.
"Sejauh ini kami telah merampungkan semua data yang dibutuhkan untuk proses hukum. Kejadian sudah dilaporkan ke Polda," ujar Ilham.
Berapa kerugian yang dialami Ilham akibat pembobolan ini? "Ratusan jutalah," tutupnya.
Berikut tangkapan layar rekaman CCTV di Gerai Indosat Bintaro Jaya Xchange saat oknum mengaku Ilham Bintang meminta penggantian SIM card.(*)