GELORA.CO - Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy meminta masyarakat tidak mengaitkan penyebaran virus korona atau novel coronavirus (nCoV) dari Tiongkok dengan etnis tertentu.
Jangan sampai kekhawatiran masyarakat terhadap virus ini ditunggangi rasa sentimen ras oleh pihak tertentu. Bahkan dikabarkan ada kelompok masyarakat yang menolak wisatawan dari Tiongkok.
“Mohon dipahami sungguh-sungguh. Kita tidak bisa bersikap berlebihan terhadap kasus ini. Kalau kita waspada tinggi, iya. Tapi tidak boleh ada stereotipe, ada yang mengira-ngira seolah penyakit ini bersumber dari kelompok atau etnis tertentu. Ini tidak boleh dilakukan,” kata Menko usai menggelar rapat koordinasi untuk membahas tentang kesiapan masing-masing kementerian/lembaga terkait dalam mengantisipasi ancaman nCoV di Kantor Kemko PMK, Selasa (28/1).
Sebagai langkah awal pengamanan sekaligus untuk mencegah masuknya nCoV ke Indonesia, Kementerian Perhubungan telah memberlakukan larangan penerbangan dari dan ke Wuhan, Tiongkok. Tidak hanya itu, melalui kerja sama Kementerian Kesehatan, sebanyak 195 thermal scanner telah diaktifkan di 135 pintu masuk kedatangan internasional baik di bandara maupun pelabuhan guna mendeteksi potensi virus korona jenis baru tersebut. Penanganan secara serius sudah dilakukan meskipun kasusnya belum ada di Indonesia.
“Yang penting adalah kita harus meningkatkan kewaspadaan setinggi-tingginya, melakukan antisipasi dan pencegahan sehingga Indonesia betul-betul bisa terhindar dari wabah yang bisa berbahaya ini. Tapi kita juga perlu bersiap-siap kalau memang harus terjadi,” kata Menko.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Jhonny G Plate mengatakan masyarakat tidak boleh mengambil langkah sendiri menghadapi isu virus korona. Apalagi menolak kedatangan wisatawan atau WNA yang datang ke Indonesia karena alasan penularan nCoV. Karena menurut Plate, terkait hubungan internasioanl atau pergerakan masyarakat dari satu negara ke negara lain sudah diatur oleh hukum negara maupun hukum internasional. Jika ada yang mengambil aksi sendiri justru cenderung salah, dan justru tidak mendukung upaya pemerintah untuk mencegah virus ini masuk ke wilayah Indonesia.
“Ini adalah murni masalah kesehatan. Jangan libatkan isu-isu non kesehatan, seperti ekonomi, politik baik dalam negeri maupun luar negeri di dalamnya,” kata Plate. (*)