GELORA.CO - Belum habis soal kasus PT Asuransi Jiwasraya, masyarakat kembali dikejutkan dengan adanya dugaan korupsi Yayasan Asuransi ABRI (Asabri) yang menelan kerugian lebih dari Rp 10 trilun.
Merespons hal itu, mantan jurubicara Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Adhie Massardi menyebut dua kasus tersebut hanya sebagian kecil dari ratusan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengalami masalah keuangan serius.
Pernyataan Adhie tersebut merujuk pada organisasi untuk kerja sama pembangunan ekonomi (OECD) yang dirilis pada pertemuan tahunan IMF di Nusa Dua, Bali tahun 2018 silam.
Ada sekitar 150-an BUMN itu punya masalah keuangan yang serius. Itu terindikasi sejak 2017, (bahkan) 2015 ada penelitian dan penyelidikan yang memang potensi keuangan paling dahsyat dan dianggap menjadi ledakan krisis ekonomi bagi Indonesia,” ucap Adhie kepada Kantor Berita Politik RMOL saat ditemui di Turnamen Catur Aktivis, Jalan Duren Tiga Raya, Jakarta Selatan, Minggu (12/1).
Adhie menjelaskan, masalah keuangan perusahaan BUMN tidak bisa dikatakan sebagai dosa pemerintah masa lalu. Oleh karenanya, ia meminta pejabat negara yang saat ini bertugas harus tetap bertanggung jawab.
“Ini konsekuensi setiap pejabat negara harus bertanggung jawab, tidak bisa bilang dosa orang masa lalu dan didiamkan. Enggak bisa gitu, dia harus terap bertanggung jawab,” ungkapnya.
Pihaknya menambahkan, kasus bombastis di BUMN tidak meledak seperti Jiwasraya dan Asabri lantaran tidak melibatkan banyak orang.
“Kalau asuransi kan punya nasabah ribuan jutaan sehingga ketika dia jatuh tempo, perusahaan harus bayar, uangnya enggak ada. Kemudian baru keluar (heboh). Kalau di BUMN yang lain kan enggak begitu, sebetulnya kalau kita buka semua BUMN itu masalahnya kurang lebih sama,” tandasnya. (Rmol)